Menurut Kantor Berita Turki-Siprus (TAK), orang tak dikenal merusak masjid dengan tulisan-tulisan besar di dindingnya. Tulisan itu adalah slogan yang memuji pemberontakan Yunani pada hari jadinya, 25 Maret 1821, juga ada gambar bendera Yunani dan sebuah salib di dinding dan pintu masjid yang terletak di Desa Episkopi (Piskobu-Yalova) di Limassol.
Kementerian Luar Negeri Turki mengecam peristiwa itu. Pengrusakan tidak akan membantu membangun kepercayaan dua wilayah yang selama ini terus-terusan bertikai.
"Tindakan provokatif seperti itu di saat kami sedang mencari solusi atas masalah Siprus, tidak akan membantu membangun kepercayaan antara kedua komunitas," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan Jumat (26/3).
Presiden Turki juga mengutuk peristiwa itu. Recep Tayyip Erdogan mengangggap pengrusakan itu adalah sebuah provokasi di tengah meningkatkan perseteruan antara Turki dan Yunani
"Sayangnya orang Yunani melakukan tindakan semacam ini sepanjang waktu. Fakta bahwa ini dilakukan selama KTT (Uni Eropa), tidak lain adalah provokasi," katanya seperti dikutip dari Daily Sabah.
Presiden Republik Turki Siprus Utara (TRNC), Ersin Tatar, juga mengutuk serangan itu. Hanya beberapa hari lagi sebelum pertemuan informal 5 + 1 yang dipimpin oleh PBB tentang masalah Siprus akan diadakan pada 27-29 April di Jenewa, Swiss.
"Provokasi Yunani telah meningkat pesat menjelang perundingan 27-29 April (Perserikatan Bangsa-Bangsa)+5.
Banyak masjid yang terletak di perbatasan, di sisi Yunani, sedang diserang, seperti serangan kemarin di masjid di provinsi Limassol. Penyerang menulis kalimat 'Semua orang Turki akan mati' bersama dengan slogan 'rasis dan fasis' lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: