Kementerian Perdagangan China mengumumkan Beijing akan memungut tarif mulai dari 116,2 persen hingga 218,4 persen untuk impor anggur Australia yang berlaku pada Minggu (28/3).
Dengan tarif tersebut, Menteri Perdagangan Australia Dan Tehan mengatakan, anggurnya tidak akan mungkin bisa bersaing di pasar China.
"Keputusan yang telah diambil oleh pemerintah China ini sangat mengecewakan dan sama sekali tidak dapat dibenarkan," ujar Tehan kepada wartawan di Melbourne pada Sabtu (27/3).
"Kami akan melihat langkah-langkah selanjutnya..., termasuk membawa masalah ini ke Organisasi Perdagangan Dunia," tambah dia, seperti dikutip
AFP.
Kenaikan bea impor anggur oleh China dilakukan setelah pihaknya menemukan adanya praktek dumping dan subsidi yang membuat anggur China tidak laku di pasaran.
Data pemerintah Australia menunjukkan, ekspor anggur ke China mencapai rekor 1,3 miliar dolar Australia pada 2019. Sehingga China menjadi pasar terbesar anggur Australia.
Bukan pertama kali Australia berupaya menyeret China ke WTO. Lantaran akhir tahun lalu, Australia juga meminta WTO untuk menyelidiki pemberlakuan tarif China atas impor jelai, menyusul serangkaian sanksi ekonomi atau gangguan terhadap produk Australia ke pasar China.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menuding China menggunakan tarif sebagai pembalasan. Pasalnya Australia telah memblokir investasi China di daerah sensitif dan secara terbuka menyerukan penyelidikan asal usul virus corona.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: