Pemerintah Hong Kong dan Makau pada 24 Maret mengumumkan penangguhan penggunaan vaksin Pfizer setelah menemukan sejumlah kemasan botol rusak.
Namun dalam pernyataan yang dirilis pada Sabtu malam (27/3), pemerintah kota mengatakan hasil penyelidikan tidak menutup kemungkinan bahwa situasi itu disebabkan oleh kondisi lingkungan selama proses transportasi jarak jauh.
Artinya, seperti dikutip
CNA, kerusakan tidak terkait dengan rantai dingin dan manajemen logistik vaksin. Lantaran pengujian acak dari botol utuh yang dikirim ke Hong Kong tidak menemukan masalah kebocoran.
Baik Fosun maupun BioNTech menganggap vaksin tersebut tidak memiliki risiko keamanan dan masyarakat yang telah menerimanya sehingga tidak perlu khawatir.
Tetapi pemerintah mengatakan akan melakukan investigasi lainnya yang berfokus untuk memastikan integritas sifat intrinsik dari bets vaksin yang relevan, dan bahwa bets tersebut aman untuk digunakan.
Pemerintah mengatakan penyelidikan akan selesai dalam waktu seminggu untuk memungkinkan dimulainya kembali pasokan vaksin ke publik.
Hong Kong memulai program vaksinasi dengan dosis dari Sinovac pada Februari, kemudian menggunakan vaksin Pfizer pada Maret.
Vaksin Pfizer itu didistribusikan ke Hong Kong dan Makau melalui kemitraan BioNTech dengan Fosun Pharma China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.