Kelompok aktivis Organisasi Wanita Karen mengatakan bahwa militer Myanmar melancarkan serangan udara di lima wilayah di distrik Mutraw, dekat perbatasan, termasuk kamp pengungsian.
"Saat ini, penduduk desa bersembunyi di hutan saat lebih dari 3.000 orang menyeberang ke Thailand untuk berlindung," kata sebuah pernyataan dari kelompok itu, seperti dikutip dari
Bangkok Post, Senin (29/3).
Semntara media Thai PBS melaporkan sekitar 3.000 orang telah mencapai Mae Hong Son.
Sejauh ini belum ada komentar dari otoritas Thailand atas kejadian tersebut.
"Setidaknya dua tentara dari Serikat Nasional Karen tewas," kata David Eubank, pendiri Free Burma Rangers, sebuah organisasi bantuan.
"Kami tidak pernah mengalami serangan udara di sana selama lebih dari 20 tahun," kata Eubank.
"Kedua, ini terjadi pada malam hari, jadi kemampuan militer Burma meningkat dengan bantuan Rusia dan China serta negara-negara lain, dan itu mematikan," lanjutnya.
Jet-jet tempur militer Myanmar melancarkan serangan udara pada Sabtu di sebuah desa dekat perbatasan Thailand di wilayah yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata, kata kelompok itu, ketika kekhawatiran meningkat akan perang saudara menyusul kudeta militer bulan lalu.
KNU, ​​kelompok etnis bersenjata yang menguasai wilayah tenggara, mengatakan jet tempur menyerang Day Pu No di distrik Papun, daerah yang dikuasai oleh pasukan Brigade 5, sekitar pukul 8 malam, memaksa penduduk desa untuk melarikan diri.
"Mereka mengebom daerah itu ... Penduduk desa dari daerah itu mengatakan dua orang tewas dan dua lainnya luka-luka," kata seorang juru bicara kelompok masyarakat sipil Karen Peace Support Network, seraya menambahkan bahwa komunikasi sulit di daerah terpencil dan mungkin ada lebih banyak korban.
Serangan udara yang dilaporkan adalah serangan paling signifikan selama bertahun-tahun di wilayah tersebut. KNU telah menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 2015 tetapi ketegangan meningkat setelah militer menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: