Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular tersebut mengatakan, bahwa Amerika Serikat memiliki kontrak yang cukup dengan pembuat vaksin lain untuk memvaksinasi seluruh penduduknya, dan mungkin cukup untuk suntikan penguat di musim gugur.
Ditanya apakah Amerika Serikat akan menggunakan dosis vaksin AstraZeneca, Fauci belum bisa memastikan.
“Itu masih belum jelas. Perasaan umum saya adalah mengingat hubungan kontraktual yang kami miliki dengan sejumlah perusahaan, kami memiliki cukup vaksin untuk memenuhi semua kebutuhan kami tanpa meminta AstraZeneca,," katanya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (2/4).
“Jika Anda melihat jumlah (dosis) yang akan kami dapatkan, jumlah yang dapat Anda peroleh dari J&J, dari Novavax dari Moderna jika kami mengontrak lebih banyak, kemungkinan kami dapat menangani meningkatkan yang kita butuhkan, tapi saya tidak bisa mengatakan dengan pasti," kata Fauci.
AstraZeneca, vaksin yang pernah dipuji sebagai salah satu tonggak dalam perang melawan pandemi Covid-19, telah dirundung pertanyaan sejak akhir tahun lalu, bahkan saat telah diizinkan untuk digunakan oleh puluhan negara, tidak termasuk Amerika Serikat.
Akhir tahun lalu, pembuat obat dan Universitas Oxford tersebut menerbitkan data dari percobaan sebelumnya dengan dua pembacaan kemanjuran yang berbeda sebagai akibat dari kesalahan dosis. Kemudian pada bulan Maret, lebih dari selusin negara untuk sementara menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah laporan mengaitkannya dengan gangguan pembekuan darah yang langka.
Masih di bulan yang sama, badan kesehatan AS mengatakan data dari perusahaan memberikan gambaran yang tidak lengkap tentang kemanjurannya. Beberapa hari kemudian AstraZeneca mempublikasikan hasil yang menunjukkan kemanjuran yang berkurang, meskipun masih kuat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: