Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

China Dan Rusia Dukung Jokowi Gelar KTT ASEAN Untuk Bahas Myanmar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 02 April 2021, 22:44 WIB
China Dan Rusia Dukung Jokowi Gelar KTT ASEAN Untuk Bahas Myanmar
Pendukung partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang poster dengan gambar Aung San Suu Kyi di depan markas besar partai di Yangon, 9 November 2020/Net
rmol news logo China dan Rusia menyatakan dukungannya atas inisiasi yang disampaikan oleh Indonesia, melalui Presiden Joko Widodo, untuk menggelar KTT ASEAN khusus membahas situasi di Myanmar.

Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual dari Kota Wuyi di Provinsi Fujian, China pada Jumat (2/4).

Dalam kunjungannya ke China, Retno melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi untuk membahas perkembangan situasi di Myanmar.

Ia mengatakan, baik Indonesia dan China, memiliki kekhawatiran yang sama terkait perkembangan situasi di Myanmar dan tidak ingin rakyat di sana semakin menderita.

Keduanya juga mendorong segera diakhirinya penggunaan kekuatan dan kekerasan, serta pentingnya dilakukan dialog.

"RRT memberikan dukungan terhadap upaya dan tawaran ASEAN untuk membantu Myanmar termasuk memberikan dukungan terhadap inisiatif Presiden Jokowi untuk diadakannya KTT ASEAN," ujar Retno.

Menlu perempuan pertama Indonesia itu juga menyebut telah mendapatkan dukungan serupa dari Rusia ketika melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dua hari sebelumnya.

"Rusia juga menyampaikan dukungannya terhadap ASEAN dan inisiatif Presiden Indonesia bagi penyelenggaraan KTT ASEAN," kata Retno.

Kekerasan yang terjadi di Myanmar sejak perebutan kekuasaan oleh militer pada 1 Februari terus meningkat.

Data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) pada Jumat (2/4) menunjukkan, sebanyak 543 warga sipil, termasuk 44 anak-anak meninggal dunia karena kekerasan pasukan keamanan.

Data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) pada Jumat (2/4) menunjukkan, sebanyak 543 warga sipil, termasuk 44 anak-anak meninggal dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA