Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Suara Dibungkam, Telur Paskah Jadi Simbol Pembangkangan Di Myanmar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 04 April 2021, 21:44 WIB
Suara Dibungkam, Telur Paskah Jadi Simbol Pembangkangan Di Myanmar
Foto telur paskah dengan tulisan pemberontakan banyak diunggah di media. sosial oleh warga yang menentang pemerintahan junta militer/Reuters
rmol news logo Pengunjuk rasa penentang pemerintahan junta militer di Myanmar menggunakan telur Paskah untuk menuliskan pesan protes mereka di tengah perayaan Paskah (Minggu, 4/4).

Telur-telur paskah yang dituliskan pesan-pesan protes seperti "Revolusi Musim Semi" dan "Kita harus menang" tersebut diunggah oleh para pengunjuk rasa di sosial media, sebagai bentuk protes.

Unggahan seacam itu banyak dilakukan tertutama oleh anak-anak muda di luar kota Yangon.

Pada waktu bersamaan, ribuan pengunjuk rasa lainnya tetap melakukan aksi turun ke jalan di ibukota untuk mengecam kudeta militer 1 Februari lalu.

"Paskah adalah tentang masa depan dan rakyat Myanmar memiliki masa depan yang cerah dalam demokrasi federal," kata utusan internasional untuk pemerintah sipil yang digulingkan di Myanmar, Dr Sasa dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat Reuters.

Diketahui bahwa kelompok pro pemerintahan sipil serta banyak mahasiswa dan warga lainnya turun ke jalan menentang dan melancarkan kampanye pembangkangan sipil sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi awal Februari lalu.

Mereka menolak kembalinya kekuasaan militer setelah satu dekade demokrasi ditegakkan di Myanmar.

Sayangnya, aksi unjuk rasa yang telah dilakukan sejak dua bulan belakangan telah menelan ratusan korban jiwa.

Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP), yakni sebuah kelompok aktivis yang memantau korban dan penangkapan, mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 557 orang pada akhir pekan ini.

Sementara itu, masih kata AAPP, sekitar 2.658 orang telah ditahan sejak protes menentang kudeta terjadi.

Di sisi lain, demi meredam gelombang protes yang terus membesar, pemerintahan junta militer berupaya untuk membungkam kritik. Sejumlah langkah pun ditempuh, termasuk memerintahkan penyedia internet untuk memotong broadband nirkabel.

Selain itu, mereka juga mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk hampir 40 selebriti yang dikenal karena mereka vokal menentang aturan militer. Di antara mereka yang ditangkap adalah influencer media sosial, penyanyi dan model. Mereka diringkus di bawah undang-undang yang melarang perbedaan pendapat di angkatan bersenjata. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA