Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Politisi Perempuan Vjosa Osmani Resmi Jadi Presiden Kosovo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 05 April 2021, 07:39 WIB
Politisi Perempuan Vjosa Osmani Resmi Jadi Presiden Kosovo
Vjosa Osmani, presiden baru Kosovo/Net
rmol news logo Politisi perempuan populer Vjosa Osmani akhirnya resmi dipilih oleh Parlemen Kosovo sebagai presiden pada Minggu (4/4) waktu setempat.

"Profesor hukum berusia 38 tahun itu pembawa standar generasi yang bertekad untuk memerangi korupsi, menerima 71 suara dari 82 deputi yang hadir, dan dengan demikian terpilih sebagai presiden republik," kata juru bicara Glauk Konjufca, seperti dikutip dari AFP, Senin (5/4).

Osmani didukung oleh Perdana Menteri Albin Kurti dan gerakan Vetevendosje miliknya yang memenangkan lebih dari 50 persen suara dalam pemilihan umum di bulan Februari.

Kemenangan pada hari Minggu pada upaya ketiga parlemen menyelesaikan kebuntuan yang disebabkan oleh mantan gerilyawan dan minoritas Serbia yang sama-sama memboikot pemungutan suara pada hari Sabtu (3/4).

Tugas berat menanti Osmani dan Kurti. Mereka harus memperbaiki ekonomi yang lemah yang memberi Kosovo gaji bulanan rata-rata hanya 500 euro (kurang dari 600 dolar AS), dan telah mendorong pengangguran kaum muda menjadi sekitar 50 persen.

Banyak anak muda telah beremigrasi ke Swiss dan Jerman. Kurti serta Osmani menjanjikan lebih banyak "keadilan dan pekerjaan" selama kampanye mereka.

Selain itu, ketegangan sosial tetap ada di antara orang Kosovar dan Serbia, karena sampai saat ini Beograd masih menolak untuk mengakui kemerdekaan Kosovar.

Osmani sebelumnya menjabat sebagai presiden selama beberapa bulan untuk menggantikan Hashim Thaci, mantan pemimpin gerilyawan yang didakwa pada November lalu atas kejahatan perang.

Uni Eropa dan Amerika Serikat kemungkinan akan menekan pemerintah baru untuk melanjutkan dialog dengan Serbia yang bertujuan meredakan ketegangan regional.

Sementara itu, Osmani dan Kurti harus segera mengatasi kurangnya vaksin Covid-19 dan sistem kesehatan yang kewalahan saat negara itu berjuang untuk membendung pandemi virus corona yang telah menewaskan 1.900 orang.

Osmani memulai kariernya sebagai aktivis remaja. Dia belajar hukum di Pristina dan kemudian menyelesaikan gelar master dan sarjana di US University of Pittsburgh.

Ia adalah salah satu pejabat senior partai Liga Demokratik Kosovo (DLK). Namun, Osmani dikeluarkan dari organisasi tersebut menyusul perselisihan antar partai.

Dia tetap menjadi sosok yang sangat populer, mendapatkan lebih dari 300.000 suara sebagai kandidat Vetevendosje pada pemilihan Februari.

Osmani juga dipandang sebagai panutan bagi wanita di negara Balkan yang sebagian besar patriarkal.

Tidak seperti Perdana Menteri Kurti, Osmani mengatakan bahwa prioritas baginya untuk melanjutkan pembicaraan normalisasi yang macet dengan Serbia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA