Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemilu Bulgaria: Borisov Menangkan Pemilu, Jalan Sulit Menuju Pemerintahan Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 05 April 2021, 10:01 WIB
Pemilu Bulgaria: Borisov Menangkan Pemilu, Jalan Sulit Menuju Pemerintahan Baru
Perdana Menteri Boyko Borisov/Net
rmol news logo Hasil jajak pendapat di Bulgaria menunjukkan bahwa partai milik Perdana Menteri Boyko Borisov, Grazhdani za Evropeisko Razvitie Balgariya (GERB),  berhasil menjadi pemenang pemilihan umum hari Minggu (4/4).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Borisov memenangkan pemilihan di tengah hubungan yang sulit dengan saingan politiknya, yang sempat mempersulit jalannya menuju masa jabatan keempat sebagai pemimpin anggota Uni Eropa yang paling miskin dan paling korup.

Menurut exit poll yang dilakukan Alpha Research yang disiarkan oleh Bulgarian National Television (BNT), tujuh partai politik dan koalisi melewati ambang batas pemilihan 4 persen.

GERB menerima 25,7 persen suara, sedangkan oposisi utama Partai Sosialis Bulgaria (BSP) menjadi partai kedua dengan 17,6 persen suara.

Sementara partai pimpinan pesohor Slavi Tifonov, There Are Such People (ITN) menerima 15,5 persen suara, sedangkan Gerakan untuk Hak dan Kebebasan, yang mayoritas adalah orang Turki menerima 11 persen suara, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (5/4).

Para pemilih di Bulgaria pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Minggu (4/4) untuk pemilihan parlemen ke-11 sejak penggulingan diktator komunis Todor Zhivkov pada tahun 1989.

Sekitar 6,3 juta pemilih yang memenuhi syarat, termasuk sekitar 850.000 orang Turki dan Muslim, memilih anggota Majelis Nasional dengan 240 kursi, parlemen unikameral negara, dari 22 partai politik dan delapan koalisi.

Pemungutan suara hari Minggu adalah pemilihan parlemen reguler pertama sejak 2009, setelah pemungutan suara yang terjadi berulang-ulang.

Pemilu memiliki makna khusus bagi populasi Muslim dan Turki Bulgaria, karena pemilu tersebut memberikan kesempatan bagi partai Gerakan untuk Hak dan Kebebasan (MRF) sentris untuk mendapatkan kembali kekuasaan.

Partai, yang dibentuk pada awal perjalanan Bulgaria menuju demokrasi, memiliki mayoritas warga Turki di antara anggotanya dan telah memainkan peran kunci dalam politik negara selama lebih dari tiga dekade.

MRF telah menjadi oposisi sejak GERB membentuk pemerintah koalisi dengan aliansi ultra-nasionalis United Patriots (OP) pada tahun 2017.

Penduduk Turki dan Muslim Bulgaria secara tradisional memilih MRF.

Borissov, 61 tahun, yang memimpin partai populis GERB sejak didirikan pada 2006, telah memerintah Bulgaria dengan cengkeraman besi selama sebagian besar 11 tahun terakhir. Ia menjadi salah satu pemimpin terlama di UE. Mantan pengawal diktator komunis terakhir negara Balkan itu memanfaatkan dukungan dari para pemilih konservatif yang tertarik pada gayanya yang kasar.

Sejauh ini, kritikus mengatakan dia tidak berbuat banyak untuk menindak korupsi endemik atau meningkatkan standar hidup bagi 7 juta orang Bulgaria.

Namun begitu, pemerintahannya boleh berbangga karena menjadi salah satu tingkat utang terendah di UE dan defisit anggaran yang sempit. Borissov berkampanye untuk menjaga pajak tetap rendah, meningkatkan distribusi dana UE dan mengadopsi euro pada tahun 2024, sebuah proses yang -bersama dengan bergabungnya zona perjalanan Schengen bebas paspor UE- telah ditunda oleh kekhawatiran tentang korupsi.

"Saya selalu memperhitungkan apa yang diputuskan oleh rakyat ... Biarlah pemilu yang jujur," kata Borissov saat datang memberikan suaranya.

Kini, dengan kemenangan di tangannya, Borisov harus bersusah payah menghimpun kekuatan dar para lawan politiknya yang telah bersumpah untuk tidak bekerja sama dengannya - atau satu sama lain - dalam aliansi pemerintahan mana pun. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA