Kepresidenan Turki dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya mengatakan, kedua pemimpin membahas sejumlah masalah regional dan hubungan bilateral kedua negara.
"Hubungan Turki-Yordania dan masalah regional dibahas selama panggilan tersebut," katanya dalam sebuah pernyataan di Twitter, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Senin (5/4).
Pemerintah Turki turut angkat bicara dan menyatakan keprihatinan atas penangkapan mantan kepala Pengadilan Kerajaan Yordania serta mantan pejabat lainnya karena 'alasan keamanan'.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki pada Minggu (4/4) menyatakan kekhawatirannya atas peristiwa yang terjadi di Yordania.
"Kami prihatin atas peristiwa yang dimulai dengan penahanan beberapa individu di Yordania dengan alasan bahwa mereka menimbulkan ancaman bagi stabilitas negara," kata pernyataan tersebut.
Namun demikian, kemenlu juga menyatakan 'dukungan kuat' untuk perdamaian, kemakmuran, dan kesejahteraan Raja Abdullah II, pemerintah Yordania, dan rakyatnya.
Pada hari Sabtu (3/4), mantan Putra Mahkota Yordania Hamzah bin Al-Hussein dan mantan kepala Pengadilan Kerajaan Yordania Bassem Ibrahim Awadallah termasuk di antara sekitar 20 orang yang diduga ditahan dengan alasan bahwa mereka mengancam stabilitas kerajaan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: