Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sebut Hubungan Amman Dan Washington Tak Ternilai, Menlu AS Dukung Penuh Keputusan Raja Yordania Abdullah II

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 06 April 2021, 10:15 WIB
Sebut Hubungan Amman Dan Washington Tak Ternilai, Menlu AS Dukung Penuh Keputusan Raja Yordania Abdullah II
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price/Net
rmol news logo Sejumlah tokoh dan negara-negara menyuarakan dukungan atas langkah yang dilakukan oleh Raja Yordania Abdullah II untuk mengamankan kerajaan dari orang-orang yang disebut akan 'mengacaukan keamanan'.

Dukungan tersebut salah satunya datang dari Amerika Serikat.

Melalui pernyataan Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mereka menegaskan kembali 'dukungan penuh' untuk Raja Yordania. Dia bahkan menyebut hubungan antara Washington dengan Amman sebagai sesuatu yang 'tak ternilai'.

"Kami sangat menghargai hubungan kami (dengan Yordania) dan kepemimpinan Raja Abdullah II. Kami menghargai integritasnya, visinya, dan seperti yang kami katakan akhir pekan lalu dengan sangat jelas, bahwa raja mendapat dukungan penuh kami," kata Price, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Selasa (6/4).

Price juga mengatakan AS mengikuti situasi di Yordania.

"Dan itu sebagian besar karena Yordania adalah teman dekat. Itu adalah mitra strategis yang tak ternilai, dan itu mitra yang sangat diperlukan dalam berbagai masalah dan tantangan bersama di seluruh kawasan," katanya.

Pejabat AS itu mengatakan bahwa Washington dan Amman memiliki tujuan bersama dari solusi dua negara yang dirundingkan antara Palestina dan Israel serta tujuan untuk mengakhiri ekstremisme kekerasan di wilayah tersebut.

"Dan lebih luas lagi, tentu saja, Yordania juga telah menjadi mitra yang tak ternilai dalam mengatasi hampir semua tantangan prioritas tertinggi yang dihadapi kawasan, termasuk dengan membantu mengurangi krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh konflik Suriah," tambah Price.

"Yordania telah membantu membuat kemajuan menuju transisi politik di Suriah, memastikan kekalahan abadi ISIS juga," katanya.

Selain AS, beberapa kekuatan dunia, termasuk Arab Saudi, merilis pernyataan yang mendukung raja Yordania setelah berita itu muncul selama akhir pekan.

Selama akhir pekan, diumumkan bahwa mantan Putra Mahkota Yordania Hamza bin Hussein berusaha memobilisasi pejabat lokal untuk tindakan yang dimaksudkan untuk merusak keamanan Yordania.

Menurut pernyataan pengadilan kerajaan Yordania, Raja Abdullah II mengatakan pada hari Senin bahwa dia telah memberi wewenang kepada Pangeran Hassan untuk menangani segala urusan yang terkait dengan Pangeran Hamzah.

Pangeran Hassan adalah putra ketiga Raja Talal dan Ratu Zein, saudara laki-laki Raja Hussein dan paman Raja Abdullah II. Dia sebelumnya adalah Putra Mahkota Yordania dari 1965 hingga 1999 tetapi dicopot tiga minggu sebelum kematian Raja Hussein. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA