Reuters melaporkan pada Selasa (6/4), wabah tersebut terjadi di sebuah peternakan Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang yang memiliki 599 ekor babi.
"Tiga puluh tiga babi terinfeksi dan enam mati," kata Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan dalam sebuah pernyataan. Mereka menambahkan bahwa babi hidup yang tersisa di daerah yang terkena dampak akan dimusnahkan.
Sumber industri dan analisis mengatakan, gelombang wabah demam babi Afrika tahun ini telah memusnahkan setidaknya 20 persen dari kawanan pembiakan di China utara, melebihi perkiraan kerugian dan meningkatkan kekhawatiran tentang potensi dampak lebih lanjut di selatan.
Perkiraan menunjukkan sejauh mana penyebaran penyakit pada kuartal pertama 2021 setelah lebih dari satu tahun penurunan wabah, menandai kemunduran yang signifikan bagi upaya China untuk mengisi kembali kawanan babi setelah demam babi Afrika mencapai negara itu pada Agustus 2018 dan memusnahkan sebanyak 50 persen babi di negara itu dalam setahun.
Dampak virus sempat melambat pada akhir 2019 karena jumlah babi turun dan produsen besar belajar untuk meminimalkan penyebarannya dengan menyingkirkan babi yang terinfeksi dari kawanannya lebih awal, sebuah proses yang oleh industri disebut 'pencabutan gigi'.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: