Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Anti-Asia Meningkat, China Ingatkan Tentang Pembersihan Etnis Penduduk Asli Amerika

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 07 April 2021, 07:35 WIB
Anti-Asia Meningkat, China Ingatkan Tentang Pembersihan Etnis Penduduk Asli Amerika
Kampanye Stop Anti-Asia/Net
rmol news logo Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian angkat bicara mengenai lonjakan kejahatan rasial yang kian meningkat di Amerika Serikat.

Dalam pernyataannya yang disampaikan pada konferensi pers Selasa (6/4), Zhao mengatakan bahwa China berharap AS akan memenuhi komitmennya untuk menawarkan perlindungan yang tepat terhadap hak-hak etnis minoritas.

Zhao menjawab pertanyaan seorang wartawan atas meningkatnya diskriminasi dan kejahatan rasial terhadap orang Asia di AS.

"Pertanyaan Anda mengingatkan saya pada sampul edisi terbaru The New Yorker. Dalam lukisan berjudul 'Delayed', seorang ibu Asia memegang tangan putrinya sambil menunggu kereta di stasiun kereta bawah tanah. Matanya dengan hati-hati mengawasi sekitarnya. Sementara putrinya berdiri di sisinya memegang erat tangan ibunya, waspada terhadap gerakan di sisi lain," ujarnya, seperti dikutip dari Global Times, Rabu (7/4).

"Itu stasiun biasa, tapi ibu dan anak Asia itu tampaknya khawatir tentang keselamatan mereka sendiri. Pemandangan seperti itu sangat memilukan," tambah Zhao.

Serangkaian serangan terhadap orang Asia di AS telah menarik perhatian global dan memicu kekhawatiran di AS.

The New York Times dalam artikelnya yang berjudul 'Meningkatnya Kekerasan Anti-Asia', bahkan mencatat bahwa dalam setahun terakhir, orang Asia telah didorong, dipukuli, diludahi dan dilecehkan secara verbal, serta rumah dan toko mereka dirusak.

Sejak Maret tahun lalu, ada lebih dari 110 episode kebencian berbasis ras di seluruh AS, dan banyak serangan terhadap orang Asia tidak dimasukkan dalam statistik karena tidak dilaporkan.

Sebelumnya, laporan yang dirilis California State University juga menunjukkan bahwa kejahatan rasial terhadap orang Asia di AS melonjak hingga 149 persen pada 2020.

Zhao mencatat bahwa setelah merebaknya pandemi Covid-19, politisi di pemerintahan Trump membuat pernyataan xenofobia yang terang-terangan atau sugestif, menggunakan nama yang menargetkan wilayah geografis atau orang tertentu, serta menyebarkan informasi palsu dan retorika rasis.

"Praktik-praktik ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan diskriminasi rasial dan kejahatan rasial terhadap orang Asia," kata Zhao.

"Rasisme menyebar luas, sistemik, dan gigih di AS," tambah Zhao, menunjukkan bahwa AS juga melakukan pembersihan etnis sistematis dan pembantaian terhadap penduduk asli Amerika.

Zhao mengatakan, penegakan hukum yang kejam juga telah menyebabkan kematian orang Afrika-Amerika, dan diskriminasi rasial terhadap minoritas masih mengakar kuat dan meluas di tempat kerja hingga saat ini.

"AS harus memenuhi komitmennya untuk melindungi hak asasi manusia, menindak diskriminasi dan kekerasan kebencian terhadap etnis minoritas termasuk orang Asia-Amerika, dan secara efektif melindungi hak-hak mereka sehingga mereka dapat melarikan diri dari mimpi buruk diskriminasi dan tidak lagi hidup dalam ketakutan," ujar Zhao. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA