Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ini Ramalan Mantan Dubes Amerika Untuk Ankara Tentang Hubungan Turki-AS Enam Bulan Ke Depan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 08 April 2021, 07:10 WIB
Ini Ramalan Mantan Dubes Amerika Untuk Ankara Tentang Hubungan Turki-AS Enam Bulan Ke Depan
Mantan Duta Besar AS untuk Ankara, James Jeffrey/Net
rmol news logo Hubungan Turki dan Amerika Serikat saat ini memang buruk, namun, menurut mantan Duta Besar AS untuk Ankara, James Jeffrey, itu tidak akan berlangsung lama.

Dalam wawancaranya bersama media Turki, Jefrey mengatakan meskipun saat ini hubungan Turki-AS tidak 'begitu dekat', tetapi enam bulan dari sekarang hubungan itu akan membaik.

"Kedua negara akan mempertahankan hubungan yang luas," kata Jeffrey, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (7/4).

"Saat ini hubungannya tidak terlalu dekat,  Saya akan mengatakan, mari kita lihat hubungan ini dalam enam bulan, saya yakin akan menjadi lebih baik," ujarnya.

Jeffrey, yang menjabat sebagai duta besar untuk Turki pada 2008-2010 dan terakhir sebagai utusan AS untuk Suriah, mengatakan bahwa meskipun Presiden AS Joe Biden dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan belum berbicara sejak Biden menjabat Januari ini, namun keduanya saling kenal sangat baik berkat kontak selama pemerintahan Obama.

Dalam  beberapa tahun, hubungan AS-Turki kian memburuk dari yang pernah ia lihat. Rasa saling percaya antar kedua negara mulai rapuh, begtu juga dengan pemerintah dan pemimpin politik jauh lebih rendah dari yang pernah ia alamai, menurut Jefrey.

Ditanya tentang hubungan AS dengan teroris YPG/PKK di Suriah, Jeffrey mengatakan AS memiliki kepentingan keamanan nasional dalam mengalahkan Daesh/ISIS di wilayah tersebut, dan bekerja dengan YPG untuk mencapai tujuan ini.

Turki telah lama mendesak AS untuk memutuskan hubungannya dengan YPG / PKK, dengan mengatakan bahwa menggunakan satu kelompok teror untuk mengalahkan yang lain tidak masuk akal.

"Alasan kami masuk (ke Suriah), adalah untuk melawan ISIS, yang merupakan ancaman dramatis tidak hanya bagi Turki, tidak hanya bagi Irak dan Suriah, dan juga bagi mitra Eropa Barat kami, dan di seluruh kawasan," kata Jeffrey.

Jeffrey juga menyinggung pembelian rudal S-400 Rusia oleh Turki. Jeffrey berpendapat bahwa kedua belah pihak "tidak akan pernah setuju sepenuhnya" tentang masalah tersebut.

Dia mengatakan bahwa dari pihak Turki itu adalah keputusan berdaulat, sehingga mereka dapat berkata: "Mengapa negara berdaulat tidak dapat membeli senjata dari negara lain?"

"Sementara, dari sudut pandang AS, membeli senjata dari Rusia adalah pelanggaran hukum AS dan ancaman bagi salah satu program diplomatik militer kami yang paling penting," katanya.

“Pada dasarnya menurut saya cara terbaik untuk memperbaikinya adalah dengan membatasi ketegangan." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA