Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tolak Boikot Olimpiade Beijing 2022, Komite Olimpiade AS Ingatkan Agar Jangan Jadikan Atlet Sebagai Pion Politik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 08 April 2021, 07:25 WIB
Tolak Boikot Olimpiade Beijing 2022, Komite Olimpiade AS Ingatkan Agar Jangan Jadikan Atlet Sebagai Pion Politik
Presiden USOPC Susanne Lyons/Net
rmol news logo Seruan boikot Olimpiade Beijing 2022 yang semakin menguat telah mengusik Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat (USOPC).

Dalam pernyataan yang dipublikasikan pada Rabu (7/4), mereka menyatakan menentang rencana aksi boikot tersebut dengan mengatakan atlet tidak boleh digunakan sebagai 'pion politik'.

Dalam sambutannya kepada wartawan menjelang acara media tim Olimpiade AS, presiden USOPC Susanne Lyons mengatakan organisasi tersebut sangat yakin bahwa boikot tidak efektif.

"Kami di USOPC menentang boikot, karena terbukti berdampak negatif pada atlet sementara tidak secara efektif menangani masalah global," kata Lyons, seperti dikutip dari AFP, Rabu (7/4).

"Untuk para atlet kami, satu-satunya impian mereka adalah mewakili AS  di pentas olahraga internasional. Kami tidak percaya bahwa atlet muda Tim AS harus dijadikan pion politik," tegasnya.

Olimpiade Musim Dingin Beijing dijadwalkan akan dimulai pada 4 Februari tahun depan, atau hanya enam bulan setelah Olimpiade Musim Panas Tokyo.

China menghadapi pengawasan global atas berbagai masalah,  terutama penahanan massal Muslim Uighur di wilayah barat Xinjiang, yang dijadikan landasan pemboikotan Olimpiade.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price sebelumnya ditanya apakah Amerika akan mempertimbangkan boikot bersama dengan sekutu, ia menjawab hal itu masih dalam pembicaraan.

China, yang telah menolak kritik atas catatan hak asasi manusianya, pada Rabu membalas saran boikot, menuduh Amerika Serikat 'mempolitisasi olahraga'.

Kepala presiden USOPC Lyons mengakui masalah hak asasi manusia di China, tetapi mengatakan masalah itu sebaiknya ditangani di tingkat pemerintah.

"Kami tentu tidak ingin meminimalkan masalah serius hak asasi manusia yang terjadi di China," kata Lyons. "Tetapi AS memiliki banyak alat untuk secara konstruktif menanggapi kekhawatiran ini yang kami yakini harus ditangani oleh pejabat pemerintah."

Seruan untuk memboikot Olimpiade oleh AS telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan sebagian besar anggota parlemen Republik memimpin kritik terhadap China.

Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan mantan duta besar Perserikatan Bangsa-Bangsa Nikki Haley mengatakan AS harus memboikot pertandingan tersebut, sementara pada Februari sekelompok senator AS memperkenalkan resolusi yang berupaya untuk mencabut permainan dari China.

Koalisi 180 organisasi hak asasi juga menyerukan boikot.

Sementara itu, Komite Olimpiade Internasional telah mengkritik pembicaraan tentang boikot, dengan kepala IOC Thomas Bach menunjuk pada contoh boikot Olimpiade Moskow tahun 1980 yang dipimpin AS setelah invasi Uni Soviet ke Afghanistan.

"Orang harus belajar dari sejarah," kata Bach bulan lalu. "Boikot Olimpiade tidak pernah menghasilkan apa-apa." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA