Dalam percakapan teleponnya kepada Raja Abdullah, Biden mengungkapkan bahwa ia menghargai apa yang dilakukan Yordania terhadap upaya yang mengancam stabilitas negara itu.
Sebuah pernyataan dari Gedung Putih mengatakan selama percakapan itu keduanya juga menggarisbawahi pentingnya kepemimpinan Raja Abdullah II untuk Amerika Serikat dan kawasan.
"Bersama-sama mereka membahas hubungan bilateral yang kuat antara Yordania dan Amerika Serikat, peran penting Yordania di kawasan, dan memperkuat kerja sama bilateral dalam berbagai masalah politik, ekonomi, dan keamanan," katanya, seperti dikutip dari
The Hill Kamis (8/4).
"Presiden juga menegaskan bahwa Amerika Serikat mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina," tambah pernyataan itu.
Yordania adalah sekutu AS dan merupakan rumah bagi 2 juta pengungsi Palestina. Ketidakstabilan di negara itu akan menjadi bahaya bagi keamanan Israel dan Timur Tengah yang lebih luas.
Sebelumnya Abdullah mengumumkan Rabu pagi bahwa 'keretakan' dengan saudara tirinya Pangeran Hamzah telah berakhir dan dia sekarang berada di istana bersama keluarganya.
"Saya berbicara dengan Anda hari ini, untuk meyakinkan Anda bahwa perselisihan telah berhenti, dan bahwa Yordania kami aman dan stabil," kata raja kepada warga Yordania dalam sebuah surat yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kerajaan, memuji pasukan keamanan karena melindungi negara.
Pada hari Minggu, pihak berwenang mengumumkan 'penyelidikan awal' yang mengindikasikan Pangeran Hamzah terlibat dengan pihak asing dalam upaya untuk menggoyahkan keamanan negara, dan 'memobilisasi warga untuk melawan negara'.
Hamzah kemudian membantah tuduhan tersebut dalam sebuah posting video pada siang harinya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: