Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

China- Rusia Sebut Ada Kemajuan Dalam Pembicaraan Kesepakatan Nuklir Iran, AS Melihat Kebuntuan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 10 April 2021, 10:21 WIB
China- Rusia Sebut Ada Kemajuan Dalam Pembicaraan Kesepakatan Nuklir Iran, AS Melihat Kebuntuan
Deputi Sekretaris Jenderal European External Action Service (EEAS) Enrique Mora dan Deputi Iran di Kementerian Luar Negeri Abbas Araghchi menunggu dimulainya pertemuan Komisi Bersama JCPOA di Wina, Austria 6 April 2021. Delegasi Uni Eropa/Reuters
rmol news logo Perwakilan China dan Rusia yang ikut terlibat dalam pembicaraan nuklir Iran mengatakan, bahwa telah ada kemajuan dalam upaya membawa Teheran dan Washington untuk kembali mematuhi kesepakatan nuklir 2015.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pembicaraan akan berlanjut dan semua pihak akan berkumpul kembali pada pekan depan.

Utusan Rusia untuk pengawas atom PBB, Mikhail Ulyanov, menyampaikan hal itu dalam akun Twitternya pada Jumat (9/4).

"Para peserta #JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh para ahli selama tiga hari terakhir, dan mencatat ada kepuasan atas kemajuan yang dibuat," cuitnya, seperti dikutip dari Alarabiya.

"Komisi akan berkumpul kembali minggu depan untuk menjaga momentum positif," lanjutnya.

Pernyataan perwakilan Rusia diamini duta besar China untuk pengawas atom PBB, Wang Qun.

"Semua pihak telah mempersempit perbedaan mereka dan kami melihat momentum untuk secara bertahap mengembangkan konsensus," katanya, seraya menambahkan bahwa kelompok kerja dan diplomat senior akan mengintensifkan diskusi mereka minggu depan.

Baik AS maupun Iran sama-sama tidak mengharapkan terobosan cepat dalam pembicaraan yang dimulai di Wina pada Selasa, dengan diplomat Eropa dan lainnya bertindak sebagai perantara karena untuk saat ini Iran masih menolak untuk melakukan pembicaraan tatap muka.

Pihak-pihak yang tersisa dalam kesepakatan itu - Iran, Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia - pada Selasa sepakat untuk membentuk dua kelompok tingkat ahli yang tugasnya adalah mengawinkan daftar sanksi yang dapat dicabut AS dengan kewajiban nuklir yang harus dipenuhi Iran.

Sementara, Reuters dalam laporannya mengatakan, pertemuan pada menemui kebuntuan setelah para pejabat AS dan Iran berselisih mengenai sanksi apa yang harus dicabut Amerika Serikat untuk melanjutkan kepatuhan terhadap kesepakatan nuklir 2015. Washington memperkirakan kebuntuan jika Teheran tetap pada tuntutan agar semua sanksi sejak 2017 dihapus. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA