CEO China Innovation Investment Ltd (CIIL) dan istrinya yang juga anggota dewan direksi perusahaan itu, pertama kali dituduh terlibat dalam kegiatan mata-mata pada November 2019.
Sementara proses hukum dalam kasus itu masih belum selesai, jaksa penuntut kembali menuduh mereka telah mentransfer dana sebesar 300 juta dolar Taiwan (sekitar 10,54 juta dolar AS) yang merupakan pendapatan ilegal dari China ke Hong Kong dan kemudian ke rekening bank Taiwan.
"Mereka kemudian menggunakan uang itu untuk membeli properti mewah di Taiwan," lapor CNA.
Mata-mata yang memproklamirkan diri sebagai Wang 'William' Liqiang mengatakan kepada media Australia pada 2019 bahwa CIIL didirikan di bawah pengawasan langsung Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk mengumpulkan intelijen di lingkaran keuangan Hong Kong.
"Perusahaan itu juga seharusnya berinvestasi di media Taiwan sehingga dapat mempengaruhi pemberitaan," kata Wang, seperti dikutip dari
Taiwan News, Jumat (9/4).
Sebelumnya, Kantor Kejaksaan Distrik Taipei menggunakan Undang-Undang Keamanan Nasional untuk melarang pasangan tersebut meninggalkan Taiwan dari November 2019 hingga 12 April.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: