Mengutip pernyataan pejabat senior di Departemen Luar Negeri,
Politico pada Sabtu (10/4) melaporkan, Washington tidak akan melakukannya meski muncul tekanan dari negara-negara yang tengah melakukan negosiasi di Wina terkait menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015.
"Pertanyaannya masih seputar apakah keseriusan tujuan dan niat untuk kembali pada kepatuhan yang ditunjukkan AS akan dibalas oleh Iran?" ujar pejabat tersebut.
"Kami melihat beberapa tanda-tandanya, tetapi tentu saja tidak cukup," tambah dia.
Menurut pejabat itu, kesepatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) memberikan hak kepada AS untuk memberi sanksi kepada Iran jika tidak patuh pada ketentuan.
Sehingga jika AS dituntut untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan karena Iran mendukung terorisme, maka Washington tidak dapat melakukannya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif yang mengatakan Teheran hanya akan mematuhi kesepakatan itu lagi jika semua sanksi era Trump dicabut.
Kedua belah pihak telah berusaha untuk memaksa satu sama lain dalam konsesi akhir-akhir ini, meskipun keduanya mengindikasikan keinginan untuk memulihkan pakta tersebut.
Sejaak Selasa (6/4), negara-negara penandatangan JCPOA bersama Iran melakukan pembicaraan di Wina, Austria.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: