Peluncuran dilakukan di pabrik Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, Jumat (9/4).
Acara itu dibuka oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan dihadiri oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, serta lebih dari 230 pejabat kedua negara, seperti dikutip
Korean Times.
KF-21 merupakan jet tempur hasil program Korea/Indonesia Fighter eXperimental (KF-X/IF-X) pada 2016. Ketika itu, Indonesia berjanji untuk berkontribusi 20 persen atau 1,73 triliun won dari total biaya pengembangan sebesar 8,7 triliun won.
Selain itu, Indonesia juga akan mendapatkan 50 unit pesawat untuk TNI AU dan transfer teknologi.
Pembayaran MacetProyek kerja sama kedua negara ini mengalami hambatan dengan Indonesia dilaporkan hanya membayar 227,2 miliar won dari 831,6 miliar won yang dijanjikan pada bulan ini.
Macetnya pembayaran disebabkan masalah keuangan dan prioritas Indonesia untuk melakukan perbaikan jangka menengah serta membeli jet tempur yang sudah jadi.
Di dalam negeri, sejumlah pengamat pertahanan menyebut teknologi 4.5 dari KF-21 akan tertinggal ketika jet tempur itu telah rampung.
Prabowo juga tengah mempertimbangkan untuk membeli F-15 EX dari Amerika Serikat (AS) dan Dassault Rafales dari Prancis pada 2021 hingga 2024.
Rencana tersebut memicu keraguan terkait komitmen Indonesia terhadap proyek KF-21. Terlebih para ahli yang seharusnya dikirim ke Korea Selatan untuk ikut mengembangkan jet tempur tidak dikirim kembali setelah dipulangkan pada tahun lalu karena pandemi.
Renegosiasi Pembagian BiayaSebagai tanggapan, Korea Selatan mengirim sebuah satuan tugas ke jakarta pada 23 hingga 24 September 2020.
Dimuat
Korea Herald, satuan tugas tersebut terdiri dari 10 pejabat Industri Dirgantara Korea dan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA). Mereka dijadwalkan untuk melakukan re-negosiasi porsi biaya proyek dengan pihak Indonesia.
Setelah itu, tidak banyak informasi mengenai proses negosiasi yang dilakukan kedua negara terkait pembagian biaya proyek.
Dalam pertemuan pada Kamis (8/4), Prabowo dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook, setuju untuk "bekerja sama secara timbal balik" dan membahas lebih lanjut detail mengenai proyek KF-21. Namun keduanya tidak menyebutkan pembayaran yang telah jatu tempo.
Prabowo juga bertemu dengan Presiden Moon pada Kamis malam dan Menteri Luar Negeri Chung Eui-yong pada Jumat pagi. Tetapi dalam kedua pertemuan itu juga tidak disebutkan terkait masalah pembayaran.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: