Hal tersebut dikonfirmasi oleh kepala militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana pada Minggu (11/4).
Sebenarnya, latihan militer gabungan semacam ini merupakan hal yang rutin dilakukan, namun sempat terhenti tahun lalu karena pandemi Covid-19.
Pengumuman itu sendiri muncul setelah menteri pertahanan kedua negara mengadakan panggilan telepon untuk membahas soal latihan tersebut, perkembangan situasi di Laut China setelah serta perkembangan keamanan regional baru-baru ini.
Tidak seperti latihan sebelumnya, latihan yang disebut
“Balikatan†(Bahu-ke-Bahu) tahun ini akan dilakukan untuk menguji kesiapan militer mereka dalam menanggapi ancaman seperti bencana alam dan serangan ekstremis militan, namun dengan skala yang lebih kecil.
Total hanya ada 1.700 tentara yang akan terlibat. 700 tentara berasal dari Amerika Serikat dan 1.000 tentara dari Filipina. Jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan latihan sebelumnya yang melibatkan sebanyak total 7.600 tentara.
“Akan ada kontak fisik tapi minimal,†ujar Cirilito, seperti dikabarkan
Reuters.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: