Pada Minggu pagi (11/4), sebuah ledakan terjadi di pabrik pengayaan uranium di Natanz, Provinsi Isfahan, Iran. Insiden itu memicu pemadaman listrik.
Menurut sumber intelijen Amerika Serikat (AS) dan Israel,
The New York Times melaporkan insiden tersebut telah direncanakan.
Surat kabar Israel juga menyebut serangan itu dilakukan oleh agen mata-mata Mossad.
Sementara itu, seorang reporter
Washington Post mengatakan, menurut seorang pejabat senior di AS, Washington telah melihat laporan sebuah insiden yang diduga serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Natanz.
Namun pejabat itu menegaskan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan, mengingat tengah berupaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.
"Kami telah melihat laporan insiden di fasilitas pengayaan Natanz di Iran. AS tidak terlibat, dan kami tidak memiliki apa-apa untuk ditambahkan," ujar reporter bernama John Hudson, mengutip pejabat AS.
Akibat serangan itu, diperkirakan membutuhkan waktu 9 bulan bagi Iran untuk mengembalikan program pengayaan uranium di fasilitas Natanz.
BERITA TERKAIT: