Selain membahas perang di Afghanistan, Blinken juga diperkirakan akan membahas peningkatan diplomasi yang didukung Uni Eropa untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran. Dia juga dikabarkan akan membahas soal meningkatnya ketegangan saat ini antara Rusia dan Ukraina.
"Saya menantikan percakapan yang produktif dengan sekutu dalam berbagai prioritas bersama. Kami lebih kuat ketika kami bekerja sama," tulis Blinken di Twitternya saat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan perjalanan itu.
Di sisi lain, mengutip kabar yang dimuat
Channel News Asia, juru bicara Ned Price mengatakan bahwa Blinken akan menggunakan kunjungan itu untuk menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat pada aliansi Transatlantik sebagai kemitraan penting untuk mencapai tujuan bersama.
Untuk diketahui, di bawah kesepakatan yang dicapai oleh mantan presiden Donald Trump dengan pemberontak Taliban, Amerika Serikat berjanji untuk memindahkan semua pasukan dari Afghanistan pada 1 Mei mendatang.
Sementara itu Presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden telah berjanji untuk melanjutkan kebijakan itu dan mengakhiri keterlibatan Amerika Serikat dalam perang di Afghanistan pada tahun ini. Namun Biden menegaskan bahwa tenggat waktu 1 Mei sangat tidak realistis.
Oleh karena itu, pemerintahan Biden saat ini sedang mencari kemajuan dalam kesepakatan politik yang dapat meningkatkan peluang stabilitas di Afghanistan setelah pasukan Amerika Serikat hengkang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: