Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Minnesota Berlakukan Jam Malam Pasca Kerusuhan Aksi Protes Penembakan Pria Kulit Hitam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 13 April 2021, 06:13 WIB
Minnesota Berlakukan Jam Malam Pasca Kerusuhan Aksi Protes Penembakan Pria Kulit Hitam
Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di depan kantor Polisi Brooklyn Center pada hari Minggu di Brooklyn Center/Net
rmol news logo Aparat memberlakukan jam malam di empat wilayah di Minnesota pada Senin (12/4), menyusul aksi protes yang terjadi di negara bagian itu pasca penembakan seorang pria kulit hitam, Daunte Wright, oleh seorag petugas polisi.

Gubernur Minnesota, Tim Walz, mengatakan bahwa kabupaten Hennepin, Ramsey, Anoka, dan Dakota, memberlakukan keadaan darurat dan menetapkan jam malam mulai pukul 7 malam sampai 6 pagi.

Saat ini, aparat dan warga Minnesota bekerja keras mengamankan wilayah mereka setelah aksi protes berujung kerusuhan dan penjarahan.

Ratusan orang berbaris menyerbu Departemen Kepolisian Brooklyn Center pada Minggu malam, tidak lama setelah Wright dinyatakan tewas akibat peluru polisi. Negara bagian sampai harus mengerahkan Garda Nasional ketika aksi protes menjadi kerusuhan fatal.

Brooklyn Center adalah kota berpenduduk sekitar 30.000 orang yang terletak di perbatasan barat laut Minneapolis, Minnesota.

Batu dan benda lain dilemparkan ke gedung Departemen Kepolisian Brooklyn Center. Setelah perintah mundur tidak diindahkan polisi terpaksa menembakkan peluru karet dan gas air mata, seperti yang dilaporkan NBC News.

Keadaan saat ini sedikit lebih terkendali dengan puluhan aparat yang bersiaga. Mereka yang melakukan penjarahan atau kerusuhan akan menghadapi kehadiran polisi terbesar dalam sejarah negara bagian itu, kata Walz kepada wartawan, menanggapi kerusuhan yang seperti mengulang peristiwa George Flyod tahun lalu.

Sebelumnya, pada Minggu (11/4) seorang anggota polisi menembak Daunte Wright yang berusaha kabur saat ada pemeriksaan lalu lintas. Ketika polisi mengacungkan senjata dan menakutinya dengan berkata, 'Taser, taser!" justru kemudian malah suara tembakan yang terdengar.

Dalam keterangannya, polisi mengisahkan, Minggu siang pukul 2, petugas meminta seorang pria menepikan kendaraannya karena pelanggaran lalu lintas. Pria itu, Dante Wright, ternyata tidak memiliki kelengkapan surat-surat. Ia berusaha kabur dan menabrak kendaraan lain. Ia tewas oleh peluru polisi.

Protes damai setelah penembakan pada hari Minggu kemudian berubah menjadi penjarahan dan kerusuhan di daerah tersebut.

Gubernur Walz dan para pemimpin penegak hukum negara bagian pada hari Senin mengatakan badan-badan negara bagian dan lokal akan hadir di penjuru kota untuk melindungi para demonstran yang memprotes secara damai. Namun akan menindak mereka yang onar.

Sekitar 30 pengunjuk rasa yang kedapatan berbuat onar dan melakukan kekerasan ditangkap.

American Civil Liberties Union menyerukan dalam sebuah pernyataan untuk "penyelidikan segera, transparan dan independen oleh lembaga luar' terkait peristiwa penembakan ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA