Marah Teknologinya Digunakan Bantu Pasukan Azerbaijan, Kanada Batalkan Semua Izin Impor Barang Militer Ke Turki

Pengumuman itu dibuat oleh Menteri Luar Negeri Kanada Marc Garneau, yang mengatakan bahwa teknologi Kanada yang diekspor ke Turki tidak sesuai dengan kebijakan luar negeri Kanada.

"Setelah peninjauan ini, yang menemukan bukti kredibel bahwa teknologi Kanada yang diekspor ke Turki telah digunakan (dalam perang) di Nagorno-Karabakh, hari ini saya mengumumkan pembatalan izin (impor) pada musim gugur 2020," kata Garneau, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Selasa (13/4).

Garneau juga mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Menlu Turki pada Senin pagi untuk menegaskan kembali kekhawatiran Kanada. Dia mengatakan perlu ada rasa saling percaya dan kerja sama yang lebih besar dalam izin ekspor untuk memastikan jaminan penggunaan sebelum izin diberikan untuk setiap barang dan teknologi militer dikeluarkan.

Sebelumnya, sebuah laporan dari pemerintah Kanada mengatakan bahwa izin ekspor baru ke Turki untuk sementara ditangguhkan pada Oktober 2019 setelah kekhawatiran bahwa serangan militer Turki di timur laut Suriah akan memperlambat kemajuan dalam perang melawan ISIS.

Dan dari Oktober hingga Desember 2020, Kanada meninjau semua izin ekspor yang ditangguhkan dan valid dengan Turki. Dari tinjauan tersebut ditemukan fakta bahwa barang dan teknologi militer Kanada tertentu yang diekspor ke Turki digunakan di Nagorno-Karabakh, Libya dan Suriah.

Drone, terutama UAV Bayraktar TB2, digunakan melawan Armenia selama konflik Nagorno-Karabakh, kata tinjauan tersebut. Drone ini dilengkapi dengan sensor Kanada.

Al Arabiya English sebelumnya melaporkan bahwa Israel juga melengkapi Azerbaijan dengan drone untuk melawan Armenia selama konflik yang mengadu Azerbaijan yang mayoritas Muslim melawan Armenia Kristen.

Kanada juga meminta Turki untuk memberikan informasi atas tuduhan bahwa teknologi Kanada digunakan di Nagorno-Karabakh. "Turki tidak memberikan informasi seperti itu," bunyi tinjauan Kanada atas lisensi Turki.

Secara terpisah, pemerintah Kanada juga mengatakan bahwa Turki memiliki hubungan yang berkembang dengan kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang mengontrol, secara militer dan administratif, mayoritas kantong Idlib yang tetap berada di luar kendali rezim (Suriah).