Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Meski Ditentang, PM Jepang Yoshihide Suga Mantap Buang Air Limbah Radioaktif Fukushima Ke Laut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 13 April 2021, 07:43 WIB
Meski Ditentang, PM Jepang Yoshihide Suga Mantap Buang Air Limbah Radioaktif Fukushima Ke Laut
Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di kota Okuma, prefektur Fukushima digambarkan setelah gempa bumi kuat mengguncang timur laut Jepang/Net
rmol news logo Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada Senin (12/4) mengatakan bahwa pembuangan air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh tidak dapat ditunda di tengah rencana untuk membangun kembali pembangkit listrik itu.

Suga bersikukuh meskipun ada reaksi keras dari dalam dan luar negeri mengenai rencana tersebut.

Pemerintah Jepang sendiri telah mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan pertemuan tingkat menteri, untuk secara resmi memutuskan rencana pembuangan air limbah radioaktif dari pembangkit listrik ke Samudera Pasifik pada hari Rabu (13/4) waktu setempat.

Protes terbaru datang dari warga di seluruh Prefektur Fukushima Jepang, di mana mereka menggelar aksi protes di dekat pelabuhan Onahama di Kota Iwaki pada Minggu sore. Mereka menyuarakan protes atas usulan pemerintah untuk membuang limbah nuklir ke laut.

Mereka berkumpul di jalan dan mengangkat slogan-slogan menentang pembuangan air limbah yang mengandung tritium ke laut, mengatakan bahwa lautan, ikan, dan Bumi menangis.

"Lindungi laut di kampung halaman mereka, perikanan serta anak-anak," kata salah satu slogan, seperti dikutip dari CGTN, Senin (12/4).

Unjuk rasa ini diprakarsai oleh organisasi lingkungan lokal di Fukushima. Anggota organisasi ini dan perwakilan dari semua lapisan masyarakat di Prefektur Fukushima berpidato berturut-turut, menyatakan penolakan mereka terhadap rencana tersebut dan mempertanyakan proses pengambilan keputusan.

"Saya berharap pemerintah dapat sepenuhnya mengeksplorasi segala macam resolusi untuk memproses air limbah, dan mendengarkan opini publik," kata seorang warga di Fukushima kepada CCTV.

"Saya merasa sangat sedih karena pemerintah mengabaikan opini kami. Saya ingin memercayai keputusan mereka. Tapi mereka membuat saya sulit mempercayai mereka," katanya.

Empat puluh satu dari 59 dewan kota di prefektur tidak setuju dengan rencana untuk melepaskan air yang terkontaminasi ke laut. Dari jumlah tersebut, 25 sangat menentang, dan 16 meminta pemerintah untuk menanggapi dengan hati-hati.

Menurut survei NHK yang dilakukan tahun lalu, ada sentimen anti-nuklir yang sangat jelas di Jepang.

Survei tersebut menyebutkan 51 persen masyarakat menentang pembuangan limbah dan hanya 18 persen yang mendukung.

Pemerintah Jepang telah berulang kali mencoba mengumumkan pembuangan air yang terkontaminasi tetapi telah dihalangi oleh tentangan dari warga, termasuk nelayan dan pencinta lingkungan.

Pemerintah pada awalnya berharap untuk membuat keputusan tentang pembuangan air olahan pada Oktober tahun lalu tetapi kemudian menghentikan proses untuk diskusi lebih lanjut karena kekhawatiran yang kuat.

Hingga Desember 2020, kelompok lingkungan di Fukushima telah mengumpulkan 450.000 tanda tangan dari warga Jepang yang menentang pembuangan air yang terkontaminasi ke laut.

"Beberapa ahli menyarankan agar air limbah nuklir dibuang ke laut. Tidak ada dukungan di antara pekerja perikanan dan masyarakat Jepang. Saya sangat menentang ide ini juga," kata Hiroshi Kishi, ketua Koperasi Perikanan Jepang, Sabtu lalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA