Jurubicara Taliban, Mohammad Naeem pada Senin (12/4) mengatakan pihaknya tidak siap untuk menghadiri pertemuan yang direncanakan digelar mulai Jumat (16/4) di Turki selama 10 hari.
Dia mengatakan Taliban masih membahas perjanjian perdamaian yang ditawarkan Amerika Serikat (AS) dan akan mengumumkannya jika telah diputuskan, seperti dikutip
AP.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberi Taliban dan pemerintah Afghanistan rencana perdamaian 8 halaman. Taliban mengatakan akan mendiskusikan, merevisi, dan meninjaunya sebelum datang ke Turki.
Rencana perdamaian Blinken meliputi seruan perlindungan hak-hak perempuan dan minoritas yang memungkinkan reformasi konstitusi. Ia juga menyerukan pembentukan "Pemerintahan Perdamaian".
Dalam pemerintahan akan ada Dewan Penasihat Islam yang akan memberi nasihat tentang semua UU untuk memastikan mereka tetap dalam prinsip-prinsip Islam.
Pertemuan di Turki sendiri dilakukan menjelang batas waktu 1 Mei untuk penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan sesuai dengan kesepakatan Washington dengan Taliban pada Februari 2020.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: