Rencana tersebut digagas oleh Walikota Seoul yang baru, Oh Se-hoon pada Selasa (13/4). Ia meminta regulator obat untuk menyetujui tes mandiri di rumah, restoran, toko, dan fasilitas keagamaan untuk mempercepat dan mempermudah deteksi Covid-19.
Setelah terpilih pada pekan lalu, Oh mengkritik pemerintah yang gagal menahan gelombang ketiga Covid-19.
"Kita perlu mencoba ide-ide baru dan mengubah cara berpikir kita. Saya mendesak kementerian keamanan obat untuk memberikan persetujuan untuk penggunaan alat tes mandiri dalam waktu dekat," ujar Oh, seperti dikutip
Reuters.
Menanggapi permintaan tersebut, Menteri Keamanan Obat Kim Gang-lip mengatakan alat tersebut mungkin berguna jika digunakan secara terbatas. Namun aturan saat ini mengizinkan alat yang memiliki akurasi 90 persen, untuk kemudian dibandingkan dengan tes PCR yang memiliki akurasi 98 persen.
"Saya berharap dapat memanfaatkan perangkat yang memiliki aspek positif sebagai alat pelengkap jika Anda cukup mengingat efek sampingnya," tanggapnya.
Menurut pihak berwenang, dengan akurasi yang rendah, kemungkinan negatif palsu menjadi lebih tinggi, karena viral load yang tinggi di saluran hidung seringkali penting untuk mendapatkan hasil yang andal.
Namun di tengah lonjakan kasus Covid-19, beberapa pejabat dan ahli mulai menyoroti perlunya penggunaan alat tes Covid-19 mandiri.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (melaporkan 542 kasus baru Covid-19 pada Senin (12/4).
Totalnya, Korea Selatan sudah mencatat 110.688 kasus Covid-19, dengan 1.775 kematian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.