Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bersama Angela Merkel, Jokowi Bahas Pasokan Vaksin Yang Tak Setara Hingga Isu Myanmar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 14 April 2021, 08:15 WIB
Bersama Angela Merkel, Jokowi Bahas Pasokan Vaksin Yang Tak Setara Hingga Isu Myanmar
Presiden Joko Widodo ketika melakukan pertemuan bilateral secara virtual dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Selasa, 13 April 2021/Ist
rmol news logo Presiden Joko Widodo dan Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan pertemuan bilateral untuk membahas sejumlah isu.

Pertemuan bilateral dilakukan secara virtual dari Istana Bogor pada Selasa sore (13/4), sehari setelah keduanya membuka Pameran Hannover Messe 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengapresiasi kepemimpinan Merkel selama hampir 16 tahun yang berkontribusi dalam meningkatkan hubungan kedua negara.

Beberapa isu yang dibahas oleh keduanya seputar kerja sama kesehatan, ekonomi, dan perubahan iklim, serta bertukar pikiran mengenai isu Myanmar.

Terkait bidang kesehatan, kedua pemimpin negara menyatakan keprihatinan atas terjadinya nasionalisme vaksin yang mengganggu kesetaraan vaksin bagi semua.

Di Indonesia, Jokowi menjelaskan vaksinasi telah dimulai dengan menggunakan vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

Ia juga menjelaskan penanganan pandemi Covid-19 dengan penerapan kebijakan PPKM atau micro lockdown.

"Di bulan Januari, angka positif Indonesia sempat mencapai lebih dari 14 ribu dalam satu hari. Sementara dalam dua minggu ini, angka positif berkisar 4 sampai 5 ribu per hari," ujar Jokowi, seperti dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri.

Dalam hal kerja sama ekonomi, Merkel mengatakan melihat  potensi Indonesia untuk menjadi mitra penting Jerman. Jokowi kemudian menyampaikan bahwa investasi menjadi salah satu kunci pemulihan ekonomi setelah pandemi.

"Indonesia baru saja mengeluarkan Undang-undang Cipta Kerja yang akan dapat mendukung kerjasama di bidang investasi," lanjut Jokowi.

Selain investasi, ia juga menawarkan kerja sama pengembangan sumber daya manusia melalui sekolah vokasi dan peningkatan investasi industri Jerman untuk membangun basis produksi dan rantai pasok global Jerman di kawasan.

Isu perubahan iklim juga tidak luput dari pembahasan keduanya. Baik Jokowi maupun Merkel menyatakan komitmen untuk mengurangi emisi.

“Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk melakukan pembangunan hijau”, kata Presiden.

Untuk situasi di Myanmar, Jokowi menyatakan sikap Indonesia yang sangat jelas sejak awal, yaitu meminta dihentikannya penggunaan kekerasan dan dimulainya dialog.

Indonesia juga telah mengusulkan dilakukannya KTT ASEAN guna membahas isu Myanmar dan saat ini persiapan KTT sedang terus dilakukan.

Di sisi lain, Merkel menyampaikan tahun depan Indonesia akan menjadi Ketua G-20, sementara Jerman menjadi Ketua G-7. Ia berharap kedua negara dapat melakukan sinergi prioritas kerja dengan baik.

Dalam pertemuan itu, Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA