Surat kabar yang dikelola pemerintah, Global New Light of Myanmar, pada Rabu (14/4) melaporkan, para dokter didakwa karena mendukung aksi protes dengan tujuan merusak "mesin administrasi negara".
Ini bukan pertama kalinya dokter menjadi sasaran.
Awal bulan ini di Mandalay, pasukan keamanan menggunakan granat setrum dan menembakkan senjata untuk membubarkan protes anti-kudeta yang dilakukan oleh pekerja medis.
Mengutip situs berita online Irrawaddy,
Channel News Asia melaporkan bahwa empat dokter ditangkap.
Sejak kudeta pada 1 Februari, para dokter, perawat, dan mahasiswa kedokteran telah berbaris dan bergabung dalam gerakan pembangkangan sipil untuk melawan militer.
Pemerintah militer juga sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 100 orang yang aktif di bidang sastra, film, seni teater, musik dan jurnalisme dengan tuduhan menyebarkan informasi yang merusak stabilitas negara dan supremasi hukum.
Sementara protes terus berlanjut, kekerasan terhadap pengunjuk rasa oleh aparat keamanan juga semakin gencar.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebut, 714 orang telah meninggal dunia akibat kekerasan aparat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: