Begitu peringatan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dalam pidato yang disiarkan di televisi pemerintah pada Rabu malam (14/4).
"Tolonglah wargaku, bergabunglah dengan upaya untuk mengakhiri peristiwa berbahaya ini," ujar Hun Sen, seperti dikutip
AFP.
"Kita sudah di ambang kematian. Jika kita tidak bergandengan tangan, kita akan menuju kematian yang nyata," tambahnya.
Sejak Februari, Kamboja menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Pekan lalu, pihak berwenang mengatakan, rumah sakit di Phnom Penh kehabisan tempat tidur. Otoritas juga telah mengubah sekolah dan aula pesta pernikahan menjadi pusat perawatan Covid-19.
Warga di kedua kota itu dilarang meninggalkan rumah kecuali pergi ke rumahh sakit atau membeli obat. Di mana hanya dua anggota rumah tangga yang diizinkan untuk membeli makanan.
Untuk menghentikan penyebaran virus, pemerintah memberlakukan lockdown selama dua pekan di Phnom Penh dan Ta Khmau mulai 14 April. Hun Sen juga mengancam pelanggar aturan itu akan dikenai hukuman penjara.
Polisi juga telah mendirikan blokade di sekitar Norodom Boulevard, Monumen Kemerdekaan untuk mencegah orang bepergian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: