Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat Soroti Tindakan 'Diam' Kanada Terhadap Aksi Vandalisme Yang Serang Kedutaan Besar China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 16 April 2021, 13:38 WIB
Pengamat Soroti Tindakan 'Diam' Kanada Terhadap Aksi Vandalisme Yang Serang Kedutaan Besar China
Kedutaan Besar China di Kanada/Net
rmol news logo Para pengamat menyoroti pengabaian negara Kanada terhadap aksi vandalisme yang kerap menyerang kantor Kedutaan Besar China di negara itu.

Insiden-insiden itu telah sangat merusak martabat dan citra Tiongkok, dengan China telah berulang kali melaporkan hal tersebut tetapi belum ada reaksi khusus, pengamat menilai, pemerintah Kanada 'berkomplot' dengan vandalisme.

Kanada tidak mengambil tindakan efektif untuk mencegah insiden semacam itu dan bahkan menyetujui perilaku pasukan anti-China tersebut.

Para ahli mengatakan, di bawah prinsip diplomatik, Kanada tidak boleh mengandalkan China untuk secara sepihak menjaga keamanan dan martabat kedutaan China. Jika Kanada gagal melakukan upaya pengamanan, berarti mengabaikan hukum dan ketentuan internasional.

Profesor di Institut Hubungan Internasional Universitas Urusan Luar Negeri China, Li Haidong, mengatakan kepada Global Times bahwa menurut konvensi internasional, seperti Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik, dan Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler, negara penerima berada di bawah aturan khusus untuk mengambil semua langkah yang tepat dalam melindungi tempat konsuler dari gangguan atau kerusakan, dan untuk mencegah gangguan kedamaian konsuler atau penurunan martabatnya.

Li mendesak pihak Kanada untuk menjalankan tugas mereka dan mengambil tindakan efektif untuk melindungi keselamatan dan martabat personel diplomatik China, serta lembaga China di negara tersebut.

Dinding luar kantor Konsulat Jenderal China di Calgary, Kanada, sering dirusak dengan pesan kebencian yang mengatakan 'virus China'.

Seorang juru bicara dari Konsulat Jenderal mengatakan kepada media Kanada bahwa pesan grafiti adalah 'tindakan kebencian' dan mendesak pihak berwenang Kanada untuk menyelidiki masalah tersebut.

Menyemprotkan kata-kata yang mengancam di dinding, jika sangat mengganggu kehidupan orang lain, sudah merupakan pelanggaran pidana, namun kemurahan hati pihak berwenang Kanada terhadap para pelanggar hukum juga mengirimkan sinyal yang salah kepada publiknya, menurut Li.

Yang Xiyu, peneliti senior di China Institute of International Studies, mengatakan, rasa dendam bisa saja dimiliki oleh setiap orang tetapi tidak semua orang bisa melakukan kekacauan seperti itu.

"Terus terang, publik China juga menyimpan dendam terhadap Kanada atas apa yang telah mereka lakukan, tetapi tidak pernah membuat insiden apa pun yang mengganggu Kedutaan Besar Kanada di China, kata Yang Xiyu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA