Peristiwa berdarah itu terjadi di pusat operasi FedEx dekat Bandara Internasional Indianapolis setelah pukul 11 ​​malam waktu setempat, pada Kamis (15/4) malam, kata polisi.
"Insiden itu, yang berlangsung hanya beberapa menit, sudah berakhir pada saat polisi tiba di tempat kejadian," kata Craig McCartt, wakil kepala departemen kepolisian Indianapolis, seperti dikutip dari
Reuters, Jumat (16/4).
Para saksi mengatakan, saat itu suasana sangat mengerikan ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di tempat parkir sebelum memasuki fasilitas dan terus menembak.
Petugas menemukan tersangka tewas di dalam fasilitas dengan luka tembak yang tampaknya dilakukan sendiri, bersama dengan empat korban. Empat korban lainnya berada di luar.
Agen Khusus FBI Indianapolis, Paul Keenan mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang motif pelaku. Pihak berwenang sendiri belum secara terbuka menyebut tersangka atau korbannya, meskipun McCartt mengatakan polisi sudah memegang identitas pria bersenjata itu.
Seorang karyawan FedEx, Levi Miller, mengatakan kepada NBC "Today Show" bahwa dia melihat 'sosok bertudung' memegang apa yang tampak seperti senapan semi-otomatis gaya AR yang berteriak dan melepaskan tembakan di luar fasilitas.
"Saya pikir dia melihat saya, jadi saya segera merunduk untuk berlindung," katanya.
Kasus penembakan massal terus menghantui publik AS akhir-akhir ini, yang telah menghidupkan kembali perdebatan sengit tentang kekerasan senjata di negara itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: