Dalam pidatonya di Washington pada Sabtu (17/4), Suga mengatakan ia ingin membangun hubungan yang bermanfaat dengan Pyongyang, termasuk untuk menyelesaikan masalah bilateral yang menimpa kedua negara.
"Saya mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Ketua Kim Jong Un tanpa prasyarat menuju penyelesaian masalah penculikan dan menuju pembentukan hubungan yang bermanfaat dengan Korea Utara," ujar Suga, seperti dikutip
Sputnik.
"Saya bertekad untuk bertindak dengan berdiri di garis depan sendiri," tegasnya.
Hubungan buruk Jepang dan Korea Utara sendiri dipengaruhi oleh sejarah masa lalu.
Pada 1970-an hingga 1980-an, Jepang menyebut Korea Utara telah menculik 17 warganya untuk mengajarkan bahasa dan perilaku Jepang di sekolah mata-mata.
Kemudian pada 2002, Korea Utara mengakui agennya telah menculik 13 warga Jepang, namun membantah telah terlibat dalam penghilangan empat orang lainnya.
Suga sendiri melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joe Biden pada Jumat (16/4).
Keduanya membahas situasi di kawasan, termasuk tantangan yang ditimbulkan oleh China dan Korea Utara. Keduanya berkomitmen untuk bekerja sama menghadapi berbagai tantangan dari China, serta tantangan yang ditimbulkannya di Laut China Timur dan Laut China Selatan.
Sebelum pertemuan itu, pemerintah Jepang memperpanjang sanksi terhadap Pyongyang selama dua tahun. Jepang mengatakan sanksi itu merupakan tanggapan terhadap program nuklir dan rudal Korea Utara. Mereka melarang perdagangan dan melarang berlabuhnya kapal-kapal Korea Utara di Jepang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.