Otoritas Pengaturan Produk Kesehatan Afrika Selatan (SAHPRA) pada Sabtu (17/4) mengatakan, kondisi tertentu telah terpenuhi sehingga pemerintah dapat mencabut penangguhan tersebut.
"Kondisi ini termasuk, namun tidak terbatas pada, skrining yang diperkuat dan pemantauan peserta yang berisiko tinggi mengalami gangguan pembekuan darah," kata SAHPRA, seperti dikutip
Reuters.
"Selain itu, langkah-langkah akan diterapkan untuk memastikan manajemen yang aman dari setiap peserta yang mengembangkan trombosis dan trombositopenia yang diinduksi vaksin (VITT)," tambahnya.
Pada Rabu (14/4), SAHPRA mengatakan pihaknya meninjau data dari studi penelitian lokal Johnson & Johnson terhadap petugas kesehatan, dan tidak menemukan masalah keamanan utama.
Afrika Selatan menangguhkan peluncuran vaksin Johnson&Johnson untuk "studi implementasi" pada Selasa (13/4).
Itu dilakukan setelah regulator AS merekomendasikan untuk menghentikan penggunaannya karena kasus pembekuan darah pada enam orang.
Panel AS akan bertemu pada pekan depan untuk membahas apakah jeda penggunaan vaksin harus dilanjutkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.