"Hejazi meninggal karena 'kondisi jantung',"kata pernyataan IRGC, tanpa menjelaskan lebih lanjut, seperti dikutip dari
Al-Arabiya, Senin (19/4).
Hejazi ditunjuk sebagai wakil komandan Pasukan Quds - cabang luar negeri IRGC - pada Januari 2020 setelah pembunuhan komandan tertinggi Iran Qassem Soleimani oleh AS.
Pasukan Quds adalah kelompok elit dan berpengaruh yang mengawasi operasi asing, dan Hejazi membantu memimpin pasukan ekspedisinya dan sering bolak-balik antara Irak, Lebanon, dan Suriah.
Lahir pada tahun 1950-an di kota Isfahan, Hejazi bergabung dengan IRGC segera setelah didirikan pada tahun 1979. Selama bertahun-tahun, ia menduduki beberapa posisi kunci dalam kepolisian, termasuk komandan milisi Basij IRGC dan wakil panglima tertinggi IRGC.
Hejazi juga memimpin pangkalan Tharallah IRGC di ibu kota Teheran pada tahun 2009, yang mengawasi penindasan protes di kota itu setelah pemilihan presiden Iran yang kontroversial tahun itu.
Dewan Uni Eropa menambahkan Hejazi ke daftar sanksinya pada Oktober 2011 karena memainkan 'peran sentral dalam tindakan keras pasca pemilihan'.
Hejazi juga pernah memimpin pasukan IRGC di Lebanon untuk beberapa waktu, menurut pernyataan IRGC.
"Dalam beberapa tahun terakhir, Hejazi membantu pasukan yang didukung Iran dan Iran di Suriah menggunakan 'pengalamannya yang berharga'," kata pernyataan itu.
Time of Israel menyebutkan bahwa di masa lalu, Hejati diidentifikasi oleh laporan media Israel sebagai salah satu tersangka perencana pemboman mematikan tahun 1994 di pusat Yahudi AMIA di Buenos Aires, yang menewaskan 85 orang.
Kematian Hejazi, di usia 65 tahun, merupakan pukulan lain bagi IRGC dalam seminggu, setelah ledakan di pembangkit nuklir Natanz.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: