Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tokyo: Militer China Diduga Berada Di Balik Serangan Siber 2016 Yang Targetkan Perusahaan Pertahanan Jepang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 21 April 2021, 07:39 WIB
Tokyo: Militer China Diduga Berada Di Balik Serangan Siber 2016 Yang Targetkan Perusahaan Pertahanan Jepang
Ilustrasi/Net
rmol news logo Militer China diduga telah mengandalkan tenaga peretas untuk melakukan serangan dunia maya terhadap entitas penelitian kedirgantaraan Jepang dan perusahaan terkait pertahanan pada tahun 2016.

Dugaan tersebut dilaporkan oleh media Jepang, NHK yang mengutip keterangan dari Japan Aerospace Exploration Agency  (JAXA).

"200 lembaga penelitian dan perusahaan di Jepang, seperti Japan Aerospace Exploration Agency dan perusahaan yang terkait dengan pertahanan, terkena serangan dunia maya berskala besar," lapor NHK, seperti dikutip dari Taiwan News, Selasa (20/4).

Hal ini kemudian dituduhkan kepada sekelompok peretas yang kemungkinan diinstruksikan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).

Pada Selasa (20/4), Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo mengonfirmasi bahwa mereka telah merujuk seorang anggota Partai Komunis China berusia 30 tahun ke jaksa penuntut atas dugaan keterlibatannya dalam serangan dunia maya terhadap Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) pada tahun 2016.

"Tersangka menyewa server dengan nama palsu sebanyak lima kali. Dia kemudian meneruskan ini ke 'Tick', sebuah kelompok peretas yang diyakini terhubung dengan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)," menurut sumber yang tidak disebutkan namanya.

Namun, meski mendapat serangan siber, JAXA mengatakan tidak ada kebocoran informasi atau perubahan data yang terjadi selama intrusi digital 2016.

"Memang benar kami menerima akses tidak sah, yang tampaknya merupakan serangan dunia maya, tetapi tidak ada kerusakan seperti kebocoran informasi," kata juru bicara JAXA.

Menanggapi laporan tersebut, juru bicara utama pemerintah Jepang menyerukan "tanggapan serius" dari entitas terkait untuk memastikan keamanan siber.

Kementerian luar negeri China belum bersedia untuk berkomentar mengenai kabar tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA