Hal itu disampaikan Putin kepada para pejabat tinggi dan anggota parlemen pada pidato kenegaraan tahunannya (Rabu, 21/4).
Putin mengakui bahwa tujuan tersebut merupakan hal yang sulit, namun juga bukan hal yang mustahil untuk dilakukan.
"Selama 30 tahun ke depan, akumulasi emisi gas rumah kaca bersih di Rusia harus lebih rendah daripada di Uni Eropa," kata Putin.
"Ini adalah tugas yang sulit, mengingat ukuran negara kita, geografi, iklim, dan struktur ekonominya. Namun, saya sangat yakin bahwa tujuan ini, mengingat potensi ilmu pengetahuan dan teknologi kita, dapat dicapai," sambungnya, seperti disadur dari
Reuters.
Putin mengatakan, Rusia mengalami pemanasan 2,5 kali lipat rata-rata dunia. Sehingga, akan menjadi sebuah bencana jika lapisan es mencair di kota-kota utara.
Sebagai informasi, Uni Eropa telah berkomitmen untuk mengurangi emisi lebih dari sebagian besar penghasil emisi utama.
Sementara Rusia merupakan negara kaya hidrokarbon dan merupakan penghasil gas rumah kaca terbesar keempat di dunia.
Ekonomi Rusia sendiri sangat bergantung pada ekspor minyak, gas dan sumber daya mineral. Dengan demikian, upaya untuk memerangi perubahan iklim menimbulkan tantangan serius bagi Rusia.
Namun Rusia tampak menunjukkan komitmennya untuk mencapai target tersebut. Negara itu bergabung dengan Perjanjian Paris 2015 untuk memerangi perubahan iklim pada September 2019.
Bukan hanya itu, Putin juga telah menargetkan bawa Rusia akan bekerja menuju pengurangan emisi pada 2030 hingga 30 persen di bawah tingkat emisi pada 1990.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: