Meskipun dikecualikan oleh sebagian besar badan dan perjanjian internasional karena prinsip 'satu negara, dua sistem' dari China, Taiwan tampaknya ingin menunjukkan diri sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab.
Seperti negara-negara lain, Taiwan berupaya untuk mencapai netral karbon pada 2050.
Hal itu diungkap oleh Presiden Tsai Ing-wen dalam acara Hari Bumi di Taipei pada Kamis (22/4). Tsai mengatakan, Taiwan tidak bisa ketinggalan tren internasional.
"Saat ini banyak negara sedang membahas target transformasi nol emisi bersih pada 2050, dan Taiwan secara aktif merencanakannya," ujar Tsai, seperti dikutip
Reuters.
Ia mengatakan, pemerintaannya telah memulai menilai dan merencanakan langkah-langkah yang mungkin dilakukan untuk mencapai target nol emisi pada 2050.
"Pasokan dan permintaan pasar harus mengubah logika pemikiran mereka, menangkap peluang bisnis baru, dan memperkuat daya saing Taiwan dalam rantai pasokan global," jelasnya.
Taiwan pada 2015 telah menetapkan target untuk mengurangi separuh emisi gasnya antara 2005 hingga 2050.
Tahun lalu, Greenpeace meminta pembangkit tenaga teknologi Taiwan untuk lebih agresif dalam mengatasi perubahan iklim.
Sementara itu, China sendiri telah berkomitmen untuk mencapai puncak emisi karbon pada 2030, dan mencapai karbon netral pada 2060, lebih lambat 10 tahun dari komitmen negara-negara lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: