Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Taiwan Siap Kerahkan 'Pejuang Spiritual' Sebagai Pasukan Cadangan Untuk Melawan Invasi China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 22 April 2021, 15:41 WIB
Taiwan Siap Kerahkan 'Pejuang Spiritual' Sebagai Pasukan Cadangan Untuk Melawan Invasi China
Beberapa orang berdandan dan berpakaian ala Delapan Jenderal/Net
rmol news logo Pihak Militer Taiwan berencana mengintegrasikan anggota kuil ke dalam pasukan cadangan baru mereka, di tengah  kekhawatiran meningkatnya invansi dari Beijing.

Hal itu terungkap saat Menteri Pertahanan Chiu Kuo-cheng mengumumkan dalam sesi Legislatif Yuan pada 19 April lalu.

Saat itu dia mengatakan, sebagai tanggapan atas meningkatnya ancaman militer dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, militer berencana menciptakan 'Badan Mobilisasi Cadangan Pertahanan' baru pada Januari mendatang.
Chiu mengatakan, selain organisasi sipil dan unit cadangan militer yang ada, anggota kuil Buddha dan Tao dapat dimasukkan dalam pasukan baru tersebut.

Komentar Chiu memicu perdebatan sengit di forum online populer PTT, dengan netizen menyebut rencananya sebagai 'Tentara Cadangan Delapan Jenderal' mengacu pada Ba Jia Jiang, penjaga kuil spiritual yang sering muncul di festival keagamaan.

Beberapa orang lainnya menganggap ide itu sebagai lelucon, membandingkan calon yang direkrut dengan pasukan Pemberontakan Boxer, sementara yang lain mencatat bahwa kuil memiliki jaringan relawan yang luas yang telah terbukti efektif dalam memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan seperti peserta dalam ziarah skala besar.

"Sebenarnya, relawan kuil adalah beberapa yang terbaik dalam menyediakan makanan berkemah di luar ruangan," kata mereka.

Pada Selasa (20/4), Chu Sen-tsuen dari Kantor Mobilisasi Pertahanan MND mengklarifikasi pernyataan Chiu dengan mengatakan, bahwa Kementerian Pertahanan Nasional (MND) sedang berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri tentang perubahan Undang-Undang Pertahanan Sipil untuk memperluas jangkauan warga sipil dan sukarelawan yang dapat digunakan militer jika terjadi perang atau bencana alam.

Undang-undang Pertahanan Sipil memungkinkan militer untuk memobilisasi kelompok sipil tetapi saat ini terbatas pada polisi sukarela dan petugas pemadam kebakaran.

Chu mengatakan bahwa MND berharap untuk memperluas cakupan tindakan Pertahanan Sipil dengan memasukkan sukarelawan dari kuil Buddha dan Tao, serta gereja dan organisasi non-pemerintah, untuk bergabung dengan barisan militer jika terjadi keadaan darurat nasional.  

Dia menambahkan bahwa organisasi semacam itu selalu memberikan bantuan setelah bencana dan karena negara dihadapkan pada ancaman musuh besar, "perlu untuk mengintegrasikan kekuatan seluruh rakyat bangsa."

Chu mengindikasikan bahwa jika tindakan itu diubah, maka militer akan memanggil sukarelawan dari kelompok-kelompok ini untuk memungkinkan "masyarakat terus berfungsi." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA