Ia adalah Mohammed Aisha, seorang pria Suriah yang menjadi kepala perwira kapal. Ia terjebak di kapal MV Aman yang ditahan di pelabuhan Ababiya Mesir sejak 5 Mei 2017.
Berawal ketika kapal kargo tersebut ditahan karena peralatan keselamatan dan sertifikasinya sudah habis masa berlaku.
Pengadilan Mesir menyatakan bahwa Mohammed menjadi wali yang sah, lantaran pemilik kapal dan kontraktor enggan menolak membayar.
Mohammed kemudian diminta untuk menandatangani dokumen yang tanpa ia sadari membuatnya terjebak selama bertahun-tahun di kapal.
Setelah beberapa bulan kemudian, anggota awak kapal lainnya mulai pergi, sementara ia harus tetap tinggal.
Dikutip dari
BBC pada Jumat (23/4), selama empat tahun ia hidup sendirian di kapal. Ia menyaksikan kapal-kapal berlayar masuk dan keluar dari Terusan Suez.
Mohammed bahkan menjadi saksi ketika puluhan kapal menunggu kemacetan yang diakibatkan oleh kapal kontainer raksasa Ever Giben beberapa waktu lalu.
Dia dipaksa untuk berenang ke pantai secara berkala untuk persediaan makanan dan perbekalan lainnya.
Meski terkadang ia bisa berbicara dengan sudaranya yang juga seorang pelaut di telepon, namun sulit untuk melihat mereka.
Ketika sang ibu meninggal pada 2018, Mohammed tidak dapat menghadiri pemakamannya.
"Saya serius mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup," ujarnya.
Pernah pada Agustus 2019, ia hidup terjebak tanpa diesel dan listrik.
"Anda tidak dapat melihat apapun. Anda tidak dapat mendengar apapun. Ini seperti Anda berada di peti mati," kata dia.
Pada Maret 2020, kapalnya bahkan sempat kandas beberapa ratus meter dari garis pantai karena badai.
Tetapi setelah proses advokasi selama bertahun-tahun, Mohammed dapat terbebas. Saat ini ia telah dipulangkan ke Suriah.
"Bagaimana perasaan saya? Seperti saya akhirnya keluar dari penjara. Saya akhirnya akan bergabung kembali dengan keluarga saya. Saya akan bertemu mereka lagi," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.