Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ribut-ribut Soal Pengakuan Genosida, Pemimpin Komunitas Armenia Di Turki Minta Jangan Perdalam Luka Sejarah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 24 April 2021, 11:47 WIB
Ribut-ribut Soal Pengakuan Genosida, Pemimpin Komunitas Armenia Di Turki Minta Jangan Perdalam Luka Sejarah
Kepala Persatuan Yayasan Armenia-Turki, Bedros Sirinoglu/Net
rmol news logo Hari ini 106 tahun lalu, lembaran sejarah menguak kembali peristiwa pembantaian etnis 1915 yang dilakukan tentara Kekaisaran Ottoman terhadap rakyat Armenia. Belakangan, berbagai elemen masyarakat dan Kongres AS memberikan suara untuk mengakui peristiwa itu sebagai 'genosida'. Tetapi banyak pihak yang menolak dan mengecam.

Diaspora Turki, misalnya. Mereka dan organisasi masyarakat sipil mengecam penyebutan peristiwa itu sebagai genosida. Mengatakannya sebagai tujuan politik.

Federasi Asosiasi Turki Kanada (KTDF) yang berbasis di Toronto dan Majelis Turki Kanada juga merilis pernyataan bersama dan mencatat bahwa klaim genosida telah disetujui oleh Parlemen Kanada demi tujuan politik.

"Turki Kanada terbuka untuk dialog untuk menciptakan persahabatan berdasarkan sejarah yang sama daripada permusuhan," isi pernyataan mereka. Menekankan bahwa peristiwa tragis Perang Dunia Imenyebabkan penderitaan bagi banyak orang, termasuk rakyat Turki, Armenia, dan seluruh warga Kekaisaran Ottoman, seperti dikutip dari Daiy Sabah, Jumat (23/4).

Mengekspresikan keprihatinan mereka tentang politisasi insiden sejarah, pernyataan itu meminta Kanada untuk menghapus keputusan penyebutan genosida tersebut.

Diaspora Turki di Kanada juga menggarisbawahi bahwa sejauh ini tidak ada pengadilan internasional yang membuat keputusan untuk mengakui klaim genosida Armenia.

Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada hari Kamis, menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan keputusan AS untuk mengakui apa yang disebut 'genosida Armenia' dan mengatakan bahwa PBB tidak berbagi pendapat tentang peristiwa yang terjadi sebelum berdirinya organisasi ini, dan keputusan semacam itu harus dibuat oleh cabang peradilan internasional yang relevan.

Menuduh Kekaisaran Ottoman melakukan genosida terhadap orang-orang Armenia adalah pengkhianatan sejarah, menurut Ketua Federasi Asosiasi Turki-Azerbaijan Bilal Dündar.

"Tidak ada asimilasi. Menyebut negara seperti 'genosider' adalah tidak bermoral, kasar dan pengkhianatan sejarah," katanya kepada Anadolu Agency (AA).

Ribut-ribut soal pro dan kontra pengakuan genosida menimbulkan keprihatinan mendalam yang digaungkan oleh Kepala Persatuan Yayasan Armenia, Bedros Sirinoglu,  di kota metropolitan Turki, Istanbul, pada Jumat (23/4).

"Intervensi yang dilakukan oleh mereka, yang bukan pihak yang terlibat dalam peristiwa 2015, hanya akan memperdalam luka kami," katanya, dikutip dari TRT.

Ia meminta peristiwa kelam itu jangan dipolitisasi, dan tidak mengijinkan sejarah menyakitkan itu menjadi santapan otoritas politik.

"Peristiwa menyedihkan dalam sejarah dapat didiskusikan oleh otoritas negara Armenia dan Turki serta sejarawan obyektif," katanya. "Tapi sejauh yang saya lihat, mereka yang terlibat dalam masalah dengan motif politik, AS, Uni Eropa, dan beberapa negara lain jauh dari niat baik." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA