Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kapal-kapal China Berseliweran Di LCS, Uni Eropa Minta Beijing Patuhi Keputusan Pengadilan Arbitrase 2016

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 25 April 2021, 14:40 WIB
Kapal-kapal China Berseliweran Di LCS, Uni Eropa Minta Beijing Patuhi Keputusan Pengadilan Arbitrase 2016
Kapal-kapal China di Whitsun Reef/Net
rmol news logo Uni Eropa menyalahkan China karena telah mengganggu perdamaian di laut China Selatan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (24/4), Uni Eropa menyoroti kehadiran kapal-kapal China di Laut China Selatan, serta mendesak semua pihak berselisih di Laut China Selatan mematuhi  keputusan pengadilan arbitrase pada 2016 yang menyatakan klaim Beijing tidak sah.

"Ketegangan di Laut China Selatan, termasuk kehadiran kapal-kapal China baru-baru ini di Whitsun Reef, membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," ujar Uni Eropa, seperti dikutip Reuters.

Uni Eropa juga menegaskan kembali penolakannya yang kuat terhadap tindakan sepihak yang dapat merusak stabilitas regional dan ketertiban berbasis aturan internasional.

Pernyataan Uni Eropa muncul setelah pada pekan lalu blok itu merilis kebijakan baru yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik untuk melawan kekuatan China.

Sementara itu, China menolak tuduhan Uni Eropa bahwa kapal-kapalnya di Whitsun Reef, yang oleh China disebut Niu'E Jiao, telah membahayakan perdamaian dan keamanan.

Misi China untuk Uni Eropa pada Sabtu menegaskan kembali bahwa Whitsun Reef merupakan bagian dari Kepulauan Nansha China, atau Kepulauan Spratly yang diklaimnya.

Beijing menyebut kapal-kapalnya  sah untuk beroperasi di sana.

"Laut China Selatan seharusnya tidak menjadi alat bagi negara-negara tertentu untuk menahan dan menekan China, apalagi menjadi ajang pergulatan untuk persaingan kekuatan besar," kata misi tersebut.

Pada Maret, Filipina mengidentifikasi ratusan kapal China di Whitsun Reef dan menyebutnya diawaki oleh milisi.

Hingga saat ini, Filipina berupaya untuk melayangkan protes pada China agar kapal-kapal tersebut keluar dari zona ekonomi eksklusifnya (ZEE). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA