Pengunduran diri itu disampaikan Pashinyan lewat pidato yang disiarkan di televisi pada Minggu (25/4), seperti dikutip
Sputnik.
"Saya mengundurkan diri hari ini untuk memungkinkan diadakannya pemilihan parlemen lebih awal pada 20 Juni," kata Pashinyan.
Meski begitu, ia mengatakan akan menjabat sebagai perdana menteri sementara hingga pemungutan suara dilakukan.
Sebelumnya, Pashinyan memang mengungkapkan rencana untuk muncur sebagai upaya meluncurkan mekanisme pembubaran parlemen.
Menurut UU Armenia, pemungutan suara cepat harus diadakan tidak lebih awal dari 30 hari dan paling lambat 45 hari setelah pembubaran parlemen.
Mekanisme pembubaran dapat diluncurkan secara resmi setelah PM mengundurkan diri. Parlemen akan dibubarkan jika anggota parlemen tidak memilih perdana menteri dua kali dalam dua minggu.
Pengunduran diri Pashinyan sendiri telah didesak oleh warga Armenia sejak Yerevan melakukan perjanjian damai dengan Azerbaijan dan Rusia terkait dengan konflik di Nagorno-Karabakh.
Perjanjian yang disepakati pada tahun lalu itu disebut menjadi kekalahan bagi Armenia sehingga warga berkumpul untuk menyuarakan protes dan pengunduran diri Pashinyan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: