Sumber medis setempat mengatakan bahwa kebakaran yang juga melukai 110 orang lainnya itu dimulai dengan ledakan yang disebabkan oleh kesalahan dalam penyimpanan tabung oksigen.
"Ini menyebar dengan cepat, karena rumah sakit tidak memiliki sistem proteksi kebakaran dan langit-langit buatan memungkinkan api menyebar ke produk yang sangat mudah terbakar," kata keamanan rumah sakit, seperti dikutip dari
AFP, Minggu (25/4).
Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi langsung bereaksi cepat dengan menangguhkan Menteri Kesehatan Hassan al-Tamimi saat dia diinterogasi terkait kebakaran tersebut.
"Selain Menteri Kesehatan, Gubernur Baghdad Mohammed Jaber dan kepala departemen kesehatan untuk Baghdad timur, tempat rumah sakit Ibn al-Khatib berada, juga akan diperiksa," isi pernyataan dari Kadhemi.
"Hasil investigasi ini akan disampaikan kepada pemerintah dalam lima hari," tambah pernyataan itu.
Sumber medis mengatakan kejadian nahas itu terjadi pada tengah malam, ketika puluhan kerabat berada di sisi tempat tidur dari 30 pasien di unit perawatan intensif di rumah sakit Ibn al-Khatib.
Video di media sosial menunjukkan petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di rumah sakit di pinggiran tenggara ibu kota Irak itu, ketika pasien dan kerabat mereka mencoba melarikan diri dari gedung.
"Mayoritas korban meninggal karena harus dipindahkan dan ventilator dilepas, sementara yang lain mati lemas karena asap," kata ihak keamana sipil.
Rumah sakit Irak telah lama rusak akibat konflik yang berlangsung selama beberapa dekade dan investasi yang buruk. Selain itu, mereka juga menderita kekurangan obat-obatan dan tempat tidur rumah sakit.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: