Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Barack Obama: Kudeta Militer Myanmar Tak Akan Pernah Diterima Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 27 April 2021, 08:47 WIB
Barack Obama: Kudeta Militer Myanmar Tak Akan Pernah Diterima Dunia
Mantan Presiden AS Barack Obama/Net
rmol news logo Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ikut bersuara atas situasi yang terjadi di Myanmar saat ini.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Lewat pernyataannya pada Senin (26/4), Obama mengaku terkejut dengan kekerasan yang terjadi di Myanmar. Ia juga mendukung upaya pemerintahan Joe Biden dan negara-negara lain untuk memberikan tekanan pada junta agar segera memulihkan demokrasi.

"Upaya militer yang tidak sah dan brutal untuk memaksakan kehendaknya setelah satu dekade kebebasan yang lebih besar jelas tidak akan pernah diterima oleh rakyat dan tidak boleh diterima oleh dunia yang lebih luas," ujar Obama, seperti dikutip Channel News Asia.

Obama mengatakan, negara-negara tetangga Myanmar harus menolak kehadiran "rezim pembunuh" karena hanya akan membawa ketidakstabilan yang lebih besar, krisis kemanusiaan, dan risiko negara gagal.

Ia pun mendesak orang-orang di Myanmar yang mencari masa depan demokrasi untuk terus menjalin solidaritas antar kelompok etnis dan agama.

"Ini adalah masa-masa kelam, tetapi saya tersentuh oleh persatuan, ketangguhan, dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi yang ditunjukkan oleh begitu banyak orang Burma, yang menawarkan harapan untuk masa depan yang bisa dimiliki Myanmar melalui para pemimpin yang menghormati keinginan rakyat," tambah dia.

Komentar Obama muncul setelah ASEAN menggelar pertemuan para pemimpin negara anggotanya di Jakarta pada Sabtu (24/4) untuk mendesak junta mengakhiri kekerasan.

Pertemuan tersebut  dihadiri oleh pemimpin junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing.

Situasi di Myanmar menjadi kacau setelah junta merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih pada 1 Februari.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan lebih dari 750 orang meninggal dunia dan 3.431 ditahan sejak kudeta dilakukan dan militer melakukan tindakan kekerasan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA