Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presiden Ukraina Perintahkan Kepala Staf Kepresidenan Atur Janji Temu Dengan Putin

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 27 April 2021, 09:58 WIB
Presiden Ukraina Perintahkan Kepala Staf Kepresidenan Atur Janji Temu Dengan Putin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky /Net
rmol news logo Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan telah memerintahkan penasihat utamanya Andriy Yermak, untuk mengatur pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tidak dijelaskan di mana dan kapan pertemuan itu akan berlangsung. Namun, Zelensky mengatakan, di manapun mereka bertemu nantinya yang paling penting adalah hasil negosiasi kedua pihak.

“Saya benar-benar membuat tawaran - dan Anda mendengarnya - untuk bertemu di Donbas, dan presiden Rusia menegaskan keinginannya untuk bertemu, tetapi dia mengundang saya untuk bertemu di Moskow,” kata Zelensky, menurut Ukrinform.

Setelah terjadi ketegangan selama berminggu-minggu, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu mengumumkan Kamis lalu, bahwa Moskow akan mulai menarik pasukannya dari perbatasan dengan Ukraina.

Tindakan tersebut dilakukan setelah terjadi perang kata-kata selama berminggu-minggu di mana Kyiv dan wilayah negara yang memisahkan diri saling menuduh melanggar gencatan senjata.  

Ukraina juga menuduh Rusia mengirim pasukan ke perbatasan, sementara Moskow mengatakan tindakannya sebagai tanggapan atas "tindakan provokatif Kyiv," mengatakan tetangga baratnya sedang mempersiapkan serangan yang bertujuan untuk mengamankan solusi militer untuk konflik dengan kemungkinan permusuhan di wilayah tersebut. berbatasan.

Zelensky menyambut baik langkah tersebut, dengan mengatakan "pengurangan pasukan secara proporsional mengurangi ketegangan."

"Ukraina selalu waspada namun menyambut baik setiap langkah untuk mengurangi kehadiran militer dan meredakan situasi di Donbas. Ukraina mencari perdamaian. Berterima kasih kepada mitra internasional atas dukungan mereka," katanya di Twitter.

Ukraina telah dilanda konflik di wilayah timurnya sejak Maret 2014, menyusul pencaplokan Krimea secara ilegal oleh Rusia.

Dalam sebuah laporan, PBB mencatat bahwa pertempuran antara pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia di timur Ukraina telah menyebabkan lebih dari 13.000 orang tewas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA