Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PM Swedia Tampik Gunakan Herd Immunity Untuk Strategi Penanganan Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 27 April 2021, 12:55 WIB
PM Swedia Tampik Gunakan Herd Immunity Untuk Strategi Penanganan Covid-19
Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven/Net
rmol news logo Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven menampik rumor yang beredar luas bahwa pihaknya menggunakan "herd immunity" atau kekebalan kawanan sebagai strategi penanganan Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Lofven ketika berada di komite konstitusional parlemen atas penanganan pandemi Covid-19 selama empat jam pada Senin (26/4).

"Saya ingin dengan tegas menolak semua spekulasi yang sudah lama saya dengar, bahwa kekebalan kawanan adalah bagian dari strategi apapun. Tidak pernah," ujarnya, seperti dikutip Sputnik.

Lofven menuturkan, pemerintah telah dan masih fokus pada strategi melawan Covid-19.

"Pemerintah telah memilih arah bagaimana seharusnya bekerja, kebutuhan seperti itu tidak perlu diungkapkan melalui keputusan pemerintah,"  tambah dia.

Ia juga menekankan, pemerintah terus berupaya membatasi penyebaran infeksi Covid-19 dan mengelola perawatan kesehatan.

"Ini tentang menilai sesuai dengan situasi, ukuran mana yang terbaik pada waktu tertentu. Pengetahuan dan sains yang terbukti telah menjadi pedoman," kata Lofven.

Namun selama tahun lalu, otoritas medis, politisi, dan para ahli di Swedia memiliki berbagai perbedaan pendapat.

Ahli epidemiologi negara bagian Anders Tegnell sendiri menyangkal bahwa strategi Swedia adalah kekebalan kawanan. Namun ia yakin jika hal itu adalah satu-satunya cara untuk menghentikan pandemi.

Penanganan Covid-19 di Swedia menuai banyak kritik. Bukan hanya kuranga perawatan, namun pemerintah disebut gagal melindungi para lansia, di mana virus corona banyak menyebar di panti jompo. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA