Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakar: Ajakan Ukraina Untuk Bertemu Dengan Rusia Soal Krisis Donbas Hanya Trik Saja

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 27 April 2021, 13:55 WIB
Pakar: Ajakan Ukraina Untuk Bertemu Dengan Rusia Soal Krisis Donbas Hanya Trik Saja
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky/Net
rmol news logo Perseteruan Ukraina dengan Rusia belum juga menunjukkan titik reda. Upaya perdamaian 'telah dilakukan' di mana pada pekan lalu Presiden Volodymyr Zelensky mengundang Presiden Vladimir Putin untuk melakukn pertemuan di Donbass. Terbaru, Zelensky menyatakan telah mengeluarkan instruksi kepada penasihat utamanya, kepala staf kepresidenan, untuk mengatur pertemuan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Masalahnya, benarkah Zelensky ingin berdamai?
Direktur Institut Politik Ukraina, Ruslan Bortnik, pada Senin (26/4) mengatakan kepada kantor berita TASS, bisa saja itu hanya  gimmick belaka.

Undangan pertemuan itu tetap menjadi bagian dari 'permainan ping-pong' untuk pemberitaan, katanya. Tindakan yang tidak biasa dan tidak perlu, ia (Zelensky) hanya ingin menarik perhatian masyarakat dengan gimmick itu.

"Dengan latar belakang krisis Donbass yang terus berlanjut dan gencatan senjata yang belum mencapai hasilnya, kelompok Zelensky sangat ingin menunjukkan setidaknya beberapa perubahan. Ia memberikan sedikit harapan untuk perdamaian. Terlebih lagi, karena sebagian besar masyarakat Ukraina mendukung ide pertemuan llangsung Zelensky dengan Putin, yang terlihat jelas dalam jajak pendapat," ujar Bortnik.

Bortnik memperingatkan, Ukraina masih jauh dari kenyataan untuk melakukan negosiasi, menyusun agenda, dan menetapkan tanggal dan tempat pertemuan.

"Semua instruksinya kepada (kepada staf kepresidenan Ukraina) Andrei Yermak, dan klaim bahwa di Ukraina tidak ada masalah tentang bahasa Rusia atau Gereja, dan dia siap melakukan pertemuan dengan Putin, itu semua hanya trik. Gimmick!" kata Bortnik.

Namun begitu, ia menegaskan, kemungkinan pertemuan antara kedua pemimpin tidak boleh dikesampingkan sama sekali, walaupun ia sendiri berspekulasi bahwa pertemua hanya bisa terjadi jia ada pihak ketiga, Eropa atau AS.

Sementara, Rusia sendiri tidak menginginkan pertemuan. "Pimpinan Rusia tidak membutuhkan pertemuan, apalagi jika tidak ada peluang untuk mencapai kesepakatan strategis. Sementara itu, hal tersebut hampir tidak mungkin dilakukan," pungkas Bortnik.

Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov pun telah mengatakan kepada TASS bahwa tidak ada tanda-tanda dan rincian  kemungkinan pertemuan hingga saat ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA