Ucapannya Zarif memicu kritik tajam di kalangan konservatif yang menuduhnya telah melewati 'garis merah'.
Khatibzadeh kemudian meluruskan, bahwa komentar Zarif dalam rekaman tiga jam itu bersifat 'rahasia' dan tidak semestinya dirilis. Juga apa yang diperdengarkan dalam rekaman itu bukan hal seperti yang dipikirkan orang.
"Apa yang dipublikasikan bukanlah wawancara dengan media," kata Khatibzadeh kepada wartawan di Teheran, seperti dikutip dari
Arab Weekly, Selasa (27/4)
"Itu hanya pendapat pribadi dan tidak untuk dirilis," tekan Khatibzadeh.
Dalam rekaman itu, diplomat top Iran mengeluhkan dominasi militer negara itu atas kebijakan luar negeri.
Dalam rekaman tiga jam, yang diterbitkan oleh stasiun TV Internasional Iran yang berbasis di London, Zarif mengatakan dia tidak memiliki pengaruh apa-apa atas kebijakan luar negeri Teheran bila dibandingkan dengan Korps Pengawal Revolusi Islam ( IRGC) yang lebih mendominasi.
"Saya tidak pernah bisa memberi instruksi bahkan saran kepada seorang komandan militer untuk melakukan sesuatu untuk membantu diplomasi," kata Zarif dalam wawancara yang bocor itu.
Sementara, IRGC dan pemimpinnya, Qassem Soleimani, selalu memberinya instruksi, "Hampir setiap kali saya pergi untuk bernegosiasi (dengan kekuatan dunia)," kata Zarif.
Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds, tewas dalam serangan udara AS di Irak pada Januari 2020.
Zarif juga menuduh Soleimani dan Rusia berkolusi untuk merusak kesepakatan nuklir 2015 segera setelah ditandatangani.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: